TEMPO.CO, Kupang - Sebanyak 15 kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) dinyatakan mengalami bencana kekeringan. Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat untuk mengatasi masalah itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus mengatakan sebenarnya ada 17 kabupaten yang dilaporan dilanda kekeringan. Namun dua kabupaten tidak dinyatakan sebagai bencana, yakni Sumba Barat Daya dan Sikka. "Kepala daerahnya tidak mengeluarkan pernyataan bencana di daerah itu," ujar Tini, Kamis, 9 Oktober 2014.
Karena itu, bantuan dana sebesar Rp 4 miliar dari pemerintah pusat untuk mengatasi bencana kekeringan hanya disalurkan untuk 15 kabupaten. Bantuan itu diberikan berupa pembangunan dua sumur bor di Kabupaten Sumba Tengah dan pendistribusian air bersih bagi warga di 15 kabupaten itu. "Setiap kabupaten akan disalurkan air bersih ke sepuluh titik."
Guna mengatasi bencana kekeringan, Pemerintah Provinsi NTT meminta bantuan dana dari pemerintah pusat sebesar Rp 15 miliar. Namun hanya disetujui ebesar Rp 7 miliar, dan baru disalurkan Rp 4 miliar. "Jika hingga November 2014 belum turun hujan, sisa Rp 3 miliar akan disalurkan lagi," kata Tini. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan baru akan terjadi di NTT pada akhir Desember 2014.
YOHANES SEO
Berita lain:
Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi
Tiga Taktik Koalisi Prabowo Rebut Pimpinan MPR
Novel FPI Menyerahkan Diri ke Polda Metro Jaya
PDIP Serang Balik Hashim Soal Jokowi
Berita terkait
Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air
36 hari lalu
Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.
Baca SelengkapnyaKajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi
42 hari lalu
Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
46 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaImbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen
48 hari lalu
Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.
Baca SelengkapnyaDestinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan
59 hari lalu
Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,
Baca SelengkapnyaSelain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino
29 Februari 2024
Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024
8 Februari 2024
Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB
24 Januari 2024
BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.
Baca SelengkapnyaBMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah
5 Januari 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.
Baca SelengkapnyaKajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur
22 Desember 2023
Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.
Baca Selengkapnya