LSM Nilai Indonesia Alami Darurat Demokrasi  

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 8 Oktober 2014 15:11 WIB

Demonstrasi `Aksi Indonesia menggugat Pilkada` menggecam dan menolak RUU pilkada di Bundaran HI, Jakarta, 28 September 2014. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Rakyat Berdaulat yang terdiri atas gabungan masyarakat sipil independen membuat pernyataan bersama soal mundurnya pelaksanaan demokrasi terkait pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang mengusung pemilihan lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Menurut Direktur Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Bahrain, Indonesia sedang mengalami darurat demokrasi saat ini. "Hak-hak demokrasi rakyat telah dicabik-cabik oleh pemerintah," kata Bahrain saat ditemui Tempo di gedung Lembaga Bantuan Hukum, Rabu, 8 Oktober 2014. (Baca: Banyuwangi Anggarkan Pilkada Langsung Rp 47 Miliar)

Menurut Bahrain, saat ini suara demokrasi rakyat mulai dibungkam akibat disahkannya UU Pilkada oleh DPRD. Meskipun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, kata Bahrain, ini bukan menjadi jaminan pemilihan kepala daerah oleh rakyat dapat terlaksana.

"Selama 16 tahun kita perjuangkan demokrasi, tapi saat ini perjuangan tersebut diruntuhkan oleh pemerintah," kata Bahrain.

Menurut Bahrain, dengan direnggutnya hak-hak demokrasi rakyat, maka tidak menutup kemungkinan rakyat akan turun ke jalan seperti yang terjadi pada 1998 yang menuntut reformasi. "People power dapat terjadi," kata Bahrain. (Baca: Posisi Terancam Perpu Pilkada, Begini Reaksi Ahok)

Salah satu anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Irhash Ahmady yang juga tergabung dalam Gerakan Rakyat Berdaulat mengatakan gerakannya akan terus melakukan aksi damai sampai pada saat pelantikan presiden terpilih Joko Widodo dilantik pada 20 Oktober 2014.

"Besok kami akan ke Mahkamah Konstitusi dan Istana menuntut hak rakyat dikembalikan," kata Irhash saat ditemui Tempo di gedung LBH, Rabu, 8 Oktober 2014.

Irhash mengatakan beberapa lembaga swadaya masyarakat yang juga tergabung dalam Gerakan Rakyat Berdaulat sedang mempersiapkan permohonan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. Masyarakat, kata Irhash, juga bisa berpartisipasi dengan memberikan fotokopi kartu tanda pengenal untuk ikut mengajukan gugatan UU Pilkada tidak langsung ke MK.

"Dukungan dari masyarakat sangat diperlukan," kata Irhash. Adapun Gerakan Rakyat berdaulat melakukan aksi damai menuntut hak demokrasi di pelataran gedung Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, tadi siang. Mereka membuat mimbar bebas yang diisi orasi bebas dan penampilan band Marjinal. (Baca: PMII Paksa Legislator Teken Penolakan UU Pilkada)

Aksi tersebut adalah upaya penolakan dari segala bentuk perampasan hak politik rakyat dan penutupan ruang partisipasi rakyat dalam melakukan pengawasan politik. Selain itu, gerakan tersebut juga menuntut agar UU Pilkada langsung kembali disahkan.

DEVY ERNIS

Baca juga:


Pria Bunuh Diri di Menara BCA, Ini Identitasnya
PPP: PKS Tak Mau Mengalah Soal Wakil Ketua MPR
Incar Kursi Pimpinan MPR, PPP Membelot ke Koalisi Jokowi
PPP: 60 Persen Kaki Kami di Koalisi Jokowi
Zulkifli Hasan, Ketua MPR Periode 2014-2019

Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

3 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

6 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya