Seorang pekerja Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) duduk di tempat pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang habis di SPBU Tamanan Kota Kediri, Jawa Timur, 25 Agustus 2014. SPBU di wilayah Kota Kediri kehabisan BBM Jenis Solar sejak Ahad (24/8). ANTARA/Rudi Mulya
TEMPO.CO, Kupang - Stok bahan bakar minyak jenis solar di Kupang, Nusa Tenggara Timur, mulai habis hari ini. Akibatnya, antrean truk mengular di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum dan memicu kemacetan di kota itu, Selasa, 7 Oktober 2014.
Berdasarkan pantauan Tempo di SPBU Mitra, Jalan Frans Seda, misalnya, antrean truk mencapai sekitar 300 meter dari SPBU karena solar habis. Para pengemudi truk rela mengantre dan menunggu hingga solar tersedia. "Kami sudah menunggu sejak pagi tadi," kata Anis, seorang sopir truk yang mengantre di SPBU itu. (Baca: September, Kuota BBM Subsidi Tinggal 24,14 Persen)
Menurut petugas SPBU, Novi, ketersediaan solar telah menipis sejak akhir pekan lalu. Untuk menyiasati tipisnya stok, penjualan solar hanya dilakukan selama dua jam. Dia mengatakan, normalnya, jumlah permintaan di SPBU tersebut sebanyak 16-32 ribu liter. "Tapi sekarang kami hanya dilayani 8.000 liter per hari. Dua jam langsung habis," katanya.
Kepala Pemasaran PT Pertamina Area Kupang Roni Antoko mengatakan keterlambatan pendistribusian solar ke SPBU disebabkan kapal pengangkut BBM telat masuk ke Kupang. "Kapal baru sandar pagi tadi, dan sedang dilakukan pembongkaran di Depo Tenau," katanya. (Baca: Di Balikpapan Mobil Mewah Bebas Pakai BBM Subsidi)
Dia berharap, petang ini, masalah kekosongan solar di sejumlah SPBU di Kota Kupang bisa teratasi dengan masuknya 500 kiloliter solar. "Petang ini akan kami distribusikan ke SPBU untuk mengatasi antrean solar," kata Roni.