Seluruh Yogya Akan Terapkan Hari Wajb Pakaian Jawa

Reporter

Jumat, 3 Oktober 2014 06:45 WIB

Puluhan pelajar SD Bopkri Gondolayu membatik bersama-sama untuk menyambut peringatan Hari Batik Nasional di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, (30/9). Aksi ini bertujuan untuk meneruskan kecintaan dak kebanggaan siswa terhadap kebudayaannya membatik. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan semua kabupaten/kota di wilayahnya segera memiliki hari wajib berpakaian adat Jawa khusus pegawai negeri sipil. Kebijakan berpakaian adat Jawa, yang biasanya terdiri atas surjan lurik dan jarit, guna mengangkat potensi batik lokal di tiap wilayah.

"Dari lima kabupaten/kota, baru Kota Yogya yang punya hari wajib pakaian adat," kata Kepala Bidang Industri Logam Sandang Aneka Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Polin M.W. Napitulu di sela pemecahan rekor membatik pada kain terpanjang di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Kamis, 2 Oktober 2014. (Baca juga: Lenggak-lenggok Model Batik di Jalanan Kota Malang)

Kota Yogya pertengahan tahun ini mulai menerapkan sehari berpakaian adat Jawa bagi PNS di lingkungannya tiap 35 hari sekali, atau saat Kamis Paing. Kebijakan itu diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 173 Tahun 2014.

Polin menganggap kebijakan penggunaan pakaian adat Jawa di kalangan PNS bakal makin mendorong hidupnya industri kerajinan batik lokal, khususnya batik tulis. "Bukan sekadar asal pakai batik lagi seperti yang sudah diterapkan di seluruh sekolah, kini sasarannya ke batik tulis, bagaimana makin aksis dan produktif," ujarnya.

Kewajiban penggunaan pakaian adat Jawa yang unsurnya terdiri atas jarit batik itu dianggap sebagai jalan efektif menggerakkan sektor industri batik tulis, setidaknya di lingkup regional. Sebab, dari pemetaan Pemerintah Provinsi, industri batik tulis DIY kini hanya tersisa di Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo.

Menurut Wakil Ketua Paguyuban Batik Tulis Sekar Jagad Yogyakarta Gusti Bendoro Pangeran Hario Prabukusumo, membangkitkan batik tulis, yang telah diakui dunia, perlu ditopang sentra dan laboratorium batik di tiap kabupaten. "Jadi, industri batik, selain didorong stabil produknya, juga inovatif terus motifnya, agar pasar tak bosan," tuturnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita lain:
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, PDIP: Ini Bukan Skak Mat
Anulir UU Pilkada, SBY Teken Perpu
Siapa Ceu Popong, Pemimpin Sidang DPR?






Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

13 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

16 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

41 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

43 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

6 Maret 2024

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya