Prof. DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Republik Indonesia yang ketiga didampingi Manoj Punjabi, produser film, sekaligus pendiri Rumah Produksi MD Entertainment dan pemeran Habibie, Reza Rahardian memberikan testimoninya dalam syukuran film Habibie dan Ainun di Gedung MD Entertainment, Jakarta (11/3). TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Parepare - Wali Kota Parepare H.M. Taufan Pawe mengabarkan kedatangan sepuluh jurnalis senior dari Jerman dan beberapa negara di Eropa akhir pekan lalu. Mereka akan meliput aktivitas B.J. Habibie selama berada di kota kelahirannya untuk ditayangkan di Jerman dan Eropa, termasuk pendirian Institut Teknologi Habibie (ITH). "Sebelum kedatangan jurnalis itu, B.J. Habibie menelepon saya dan menyampaikan kedatangan para pewarta asing itu," kata Taufan di Parepare, Senin, 29 September 2014.
Profil Kota Parepare yang ditayangkan di media Eropa tersebut diharapkan Taufan bisa memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dan kemajuan kota. "Kami fokus memaparkan aktivitas beliau, khususnya kegiatan groundbreaking ITH dan pembangunan monumen cinta sejati Habibie-Ainun,” ujarnya. (Baca: Parepare Ajak Unhas Bangun Institut B.J. Habibie)
Pimpinan rombongan jurnalis, Jorg Riefen Stahl, mengatakan keberadaannya di Parepare merupakan tindak lanjut dari pertemuan awak media dengan Habibie di Jerman. Dalam pertemuan itu, Habibie menceritakan obsesinya terhadap kota kelahirannya yang saat ini berpenduduk 130 ribu jiwa itu sebagai kota pendidikan yang terkemuka di Indonesia, khususnya pada bidang computer science. "Ide ini menarik bagi media-media besar di negara kami," kata Stahl, Jumat pekan lalu, 26 September 2014.
Media tertarik meliput aktivitas Habibie di kampung halamannya lantaran nama dan pengaruh besarnya di Jerman. Di negeri itu, Habibie dikenal sebagai orang jenius. Para jurnalis ingin melihat Parepare karena luas dan jumlah penduduknya hampir sama dengan Kota Aachern, tempat Habibie menimba ilmu.
Hasil liputan ini, kata Stahl, akan diterbitkan oleh media-media besar Jerman dan Eropa. "Kalau saya biasa menulis di koran-koran besar di Hamburg."