Petani Ingin Pemerintah Tidak Angin-anginan  

Reporter

Kamis, 25 September 2014 06:14 WIB

Warga dusun Mrica mengambil air di Telaga Tritis, Desa Mrico, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (7/9). Musim kemarau panjang telah membuat 156 telaga di Kabupaten Gunungkidul kering dan mengakibatkan krisis pasokan air bersih bagi warga Gunungkidul. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Petani kedelai di Kabupaten Gunungkidul mengeluhkan minimnya bantuan pemerintah. "Hanya memberi bibit dan angin-anginan," kata Tri Harjono, Ketua Koperasi Tahu-Tempe Kabupaten Gunungkidul, Rabu, 24 September 2014. Hari Tani Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 September, kata dia, seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk memberdayakan hasil pertanian lokal yang tak populer, seperti kedelai. (Baca: Jimly Minta Jokowi-JK Tangani Konflik Agraria)

Di Gunungkidul, yang merupakan lahan kering dengan sedikit sumber air, penanaman kedelai dilakukan saat pertengahan musim hujan sampai awal kemarau. Ketika musim hujan, para petani memilih menggunakan lahan mereka untuk menanam padi. (Baca: Penduduk Gunungkidul Bergantung Bantuan Air)

Adapun angin-anginan yang dimaksud Tri Harjono, antara lain, bantuan datang tidak sesuai dengan jadwal. Bantuan bibit sering ditumpuk atau diberikan secara serentak dalam satu waktu. Karena lahan yang dimiliki terbatas, hanya satu jenis bibit yang dipakai. Bibit-bibit itu tak mungkin dicampur. "Malah semuanya bisa gagal panen," kata Tri.

Subing, petani lain, menuturkan, sebagai petani kecil, ia menyewa lahan dari tanah lungguh yang bisa dikelola untuk pertanian. Tahun ini dia menyewa 2.000 meter persegi dengan biaya Rp 900 ribu untuk dua tahun. Lahan itu dua kali diolah untuk tanaman padi dan dua kali untuk kedelai setiap tahun.

Dia menanam kedelai jika harganya bagus. Jika harganya sedang jatuh, dia menanam tanaman lain. Sejak empat tahun terakhir, Subing mengisi lahannya dengan tanaman kedelai karena harganya terus meningkat. Saat ini harga kedelai Rp 8.000 per kilogram. "Saya berharap pemerintah memberikan subsidi, khususnya dalam penyewaan lahan, sehingga kami tidak perlu keluar banyak uang saat produksi," katanya.





PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

23 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

3 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

5 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

12 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

15 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

15 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

25 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

37 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

40 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya