Wakil Presiden Boediono saat rapat di Istana Negara, Jakarta, 4 Agustus 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO,Palembang - Asap kembali menyelimuti Kota Palembang sepanjang hari ini, Selasa, 23 September 2014. Wakil Presiden Boediono sempat melihat langsung pekatnya asap sejak tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, hingga sampai di Griya Agung, kediaman resmi Gubernur Sumatera Barat Alex Noerdin.
"Sepertinya Pak Wapres bakal merasakan asap seperti yang kita rasakan selama ini," kata seorang pejabat di Palembang, Selasa, 23 September 2014. (Baca juga: Sumatera Selatan Siaga Darurat Asap 10 Hari)
Hingga Selasa siang, kabut tebal masih menyelimuti Kota Palembang. Bahkan sinar matahari tidak dapat sampai ke tanah akibat terhalang asap.
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga mengatakan, sebelum resmi membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) International di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Wakil Presiden Boediono terlebih dahulu menggelar rapat terbatas untuk membahas kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan. "Wapres Boediono dan pejabat terkait akan menggunakan Pesawat Boeing 737 TNI AU, selanjutnya beliau akan memimpin rapat," kata Irene.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, rapat terbatas ini dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hassan dan enam gubernur. Keenam gubernur tersebut yakni Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Gubernur Riau Annas Maamun, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, serta Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Dalam pertemuan itu, mereka akan membahas solusi jangka panjang dan jangka pendek untuk mengatasi persoalan kebakaran dan asap.
Panglima Daerah Militer II Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Bambang Budi Waluyo memastikan pihaknya tidak tinggal diam melihat kebakaran hutan. Berbagai cara telah dilakukan oleh anak buahnya yang tersebar di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Jambi. "Seluruh prajurit, malahan para dandim (komandan komando distrik militer), ikut turun di lapangan," kata Bambang.
