Sawah Kering, Warga Tasikmalaya Bikin Kincir Air  

Reporter

Senin, 22 September 2014 14:13 WIB

TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Tasikmalaya - Lahan persawahan di Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kekeringan. Saluran irigasi tak bisa lagi mengairi lahan persawahan karena debit air terus menyusut.

Namun warga pemilik sawah tak tinggal diam. Mereka secara swadaya membangun kincir air berukuran besar di Sungai Citanduy, yang debit airnya tidak terlalu besar karena sedang musim kemarau. Cara kerja kincir ini masih sederhana. Air dari sungai diambil oleh potongan bambu yang menempel di kincir tersebut. Potongan bambu yang terus berputar lalu menumpahkan air saat posisi bambu berada di atas. Tumpahan air kemudian ditampung di sebuah talang yang kemudian mengalirkan air ke sawah yang kekeringan.

"Satu kincir bisa mengairi dua hektare sawah," kata Amas Abdurrahman, warga yang sawahnya kekeringan, yang ditemui ketika tengah membuat kincir air di Kampung Sukasirna, Senin, 22 September 2014.

Menurut dia, lahan pesawahan tidak teraliri air sejak satu bulan lalu. Warga setempat telah membuat dua kincir air untuk mengairi sawah. "Ini kincir ketiga yang dibangun," katanya sembari menunjuk kincir yang sedang dibuat oleh warga.

Aman menjelaskan, butuh waktu satu minggu untuk membuat satu kincir air. Waktu tersebut dihabiskan untuk mengumpulkan bahan hingga merakit kemudian menyetel kincir. "Kalau masang, cuma sehari, beres," ucapnya.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kincir air yakni bambu, papan, kayu, dan paku. Empat batang bambu masing-masing sepanjang 10 meter digunakan.

"Total biaya untuk bahan sekitar Rp 1,5 juta. Kalau ongkos tukang tidak dibayar karena kami membuatnya secara gotong-royong. Warga menyumbang tenaga," ujarnya.

Amas menjelaskan, pembuatan kincir air saat musim kemarau sudah dilakukan sejak warga di situ 1960. Jika kemarau panjang, jumlah kincir yang berada di aliran Sungai Citanduy bisa lebih banyak. "Dulu pernah ada sebelas kincir," katanya.

Perawatan kincir air, menurut Amas, cukup mudah. Kincir hanya perlu dikontrol karena dikhawatirkan ada bambu yang lepas dari as kincir. "Kincir ini juga awet, bisa tahan setahun. Sepanjang ada air sungai, kincir tidak akan berhenti," katanya.

Muhdiyat, pemilik sawah, menambahkan, lahan sawah miliknya seluas dua hektare sebelumnya tidak bisa diairi air. Beruntung, ada kincir air yang dibuatnya bersama warga lain. "Sudah tidak bisa ditanami jika tak ada kincir," katanya.

Menurut Muhdiyat, kincir air ini sangat bermanfaat bagi lahan sawah warga. Selain sawah tak mengalami kekeringan, hasil produksi padi juga meningkat. "Air dari Sungai Citanduy sangat bagus. Produksi padi bisa naik sekitar 15 persen," ucapnya.

Biaya pengairan sawah dengan kincir air juga sangat hemat jika dibandingkan dengan pemakaian genset. "Genset kan butuh bahan bakar. Kalau kincir tidak perlu, dan bisa beroperasi siang-malam, 24 jam," ujar Muhdiyat.

CANDRA NUGRAHA




Baca juga:
Fahri Hamzah: Jokowi Kayak Enggak Pede
PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY
Istri AKBP Idha Endri Ditahan
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015
Gerindra Usung Taufik sebagai Pengganti Ahok

Berita terkait

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

3 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

4 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

12 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

12 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

13 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

13 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

15 hari lalu

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

42 hari lalu

BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

Pantura bakal menjadi daerah pertama di Jawa yang memulai musim kemarau pada April mendatang.

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

42 hari lalu

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.

Baca Selengkapnya