Penyandang Cacat Tak Setuju Pilkada Lewat Dewan

Reporter

Rabu, 17 September 2014 06:32 WIB

Alinasi mahasiswa pro demokrasi duduk disamping keranda saat melakukan aksi unjuk rasa menolak RUU Pilkada di Gedung DPRD Sulsel, Makassar, 16 September 2014. Mereka menolak RUU Pilkada karena dianggap mengebiri kedaulatan rakyat dan menghapus hak konstitusional rakyat Indonesia. TEMPO/Asrul Firga Utama

TEMPO.CO, Samarinda: Kelompok penyandang cacat di Samarinda yang tergabung dalam Gema Presiden menolak pengesahan RUU Pilkada yang mengembalikan pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Mereka menyatakan dukungan terhadap pengesahan RUU Pilkada sebagai bentuk pengkhianatan reformasi. (Baca: Tiga Rambu dalam Pilkada oleh DPRD)

"Kami melihat justru partai-partai yang lahir dari reformasi malah tak reformis dalam RUU ini, pemilihan langsung lahir dari hasil darah reformasi," kata Ardiansyah, Ketua Gema Presiden Samarinda, Selasa, 16 September 2014.

Menurut dia, dengan pemilihan langsung banyak dampak positif yang dirasakan rakyat terutama para penyandang cacat. Setidaknya tak ada simpati lagi terhadap warga minoritas ini.

Wakil Ketua Gema Presiden Hartoyo menyatakan hingga kini dirinya merasakan perbedaan pemilihan langsung dan tidak langsung. Perbedaannya, menurut dia, sangat mencolok. Dia menilai pemilihan oleh Dewan akan menghilangkan rasa simpati kepala daerah yang terpilih.

"Dari pilihan langsung ini minimal kepala daerah tahu keluhan dan memberikan solusi yang kami rasakan," kata dia.

Dia menyebutkan partai-partai yang mengajukan RUU Pilkada (baca: Kata Bupati Subang Soal Pilkada Langsung) ini dari partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih. Hartoyo menyebut Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera yang seharusnya menjadi pioner melawan penolakan reformasi justru larut dalam arus politik mundur ini.

"Mereka harusnya berterima kasih atas lahirnya reformasi, tapi dengan dukungan ini mereka seolah melupakan cikal bakal lahirnya partai," kata dia.

Secara mendasar penyandang cacat di Samarinda pemilihan kepala daerah tak akan menghapuskan politik uang. Justru dengan pemilihan di Dewan, politik uang tersentral di gedung DPRD.

"Membutuhkan uang dalam berpolitik itu resiko, tapi dengan pemilihan langsung rakyat bisa merasakan langsung dan bersilaturahmi dengan kepala daerahnya," katanya.

FIRMAN HIDAYAT

Terpopuler

Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK

Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY

Menteri, Jokowi Pilih 18 Profesional dan16 dari Partai

Ahok Terima Ajakan Hashim Bertemu Prabowo

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

1 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

43 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

47 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

52 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

2 Maret 2024

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.

Baca Selengkapnya