RUU Pilkada, Demokrat Pilih Pilkada oleh DPRD

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 13 September 2014 05:50 WIB

Achmad Mubarok. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, mengatakan partainya lebih memilih untuk mengubah mekanisme pemilihan kepala daerah secara langsung.

Perubahan mekanisme pemilihan ini sedang dibahas dalam revisi Undang-Undang Pilkada di Dewan Perwakilan Rakyat.

"Sejauh ini yang menguat di partai kami adalah memilih pilkada kembali melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah," kata Mubarok, saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 September 2014. (Baca: Jimly: RUU Pilkada Cerminkan Kepentingan Golongan )

Menurut Mubarok, pilihan itu menguat lantaran sejauh ini partainya menganggap pelaksanaan pilkada langsung lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya. "Di samping ongkosnya banyak, pilkada langsung juga merusak mental masyarakat," kata Mubarok.

Mubarok mencontohkan berkembangnya politik uang di tengah masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah akibat pelaksanaan pilkada langsung. "Karena mereka tidak mengerti dengan pilkada langsung, money politic akhirnya menjadi budaya," kata Mubarok.

Meski begitu, Mubarok melanjutkan, partainya belum memutuskan sikap untuk mendukung perubahan mekanisme pilkada dari langsung menjadi melalui DPRD. Menurut Mubarok, partainya masih mempertimbangkan baik-buruk dua opsi pemilihan dalam RUU Pilkada. (Baca: 11 Kerugian Rakyat Jika Pilkada Harus Lewat DPRD)

"Karena kami memilih menjadi partai penyeimbang, kami akan mengambil keputusan yang paling arif," ujar Mubarok. Mubarok mengatakan sikap final partainya akan diambil di detik akhir pembahasan RUU itu. "Kami akan memilih yang mudaratnya lebih kecil."

Saat ini pemerintah dan DPR membahas RUU Pilkada. Satu bagian yang hendak diubah adalah mekanisme pemilihan secara langsung. Kementerian Dalam Negeri mengusulkan pemilihan oleh DPRD.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengakui usul pemilihan oleh DPRD berasal dari Kementeriannya. Pertimbangan dan tujuannya, mengikis ongkos pemilihan secara langsung yang sangat besar.



Gamawan menyebut betapa mahalnya biaya cetak surat suara, dana kampanye, serta ongkos sosial yang timbul seusai pemilihan langsung.

PRIHANDOKO









Advertising
Advertising

Terpopuler lainnya:
Jokowi Tolak Mercy, Sudi: Mau Mobil Bekas?
Ini Keunggulan iPhone 6 Ketimbang iPhone Lama
Benda Ini Wajib Dibawa Jokowi-Iriana ke Istana
Hari Ini, Harga Elpiji Naik Rp 18 Ribu per Tabung

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

19 Maret 2018

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

Kasus dokumen palsu yang menjerat bakal calon Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih terus bergulir.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

12 Maret 2018

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

Pada acara puncak Rapimnas Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhono atau AHY mengajak generasi muda bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

12 Maret 2018

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan optimistis pidato politik AHY mampu mendorong elektabilitasnya sebagai pemimpin.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

12 Maret 2018

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

Partai Demokrat menyatakan akan mengusung capres dan cawapres dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

12 Maret 2018

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

Dalam pidato politiknya, AHY menyatakan kesiapannya menjadi pemimpin muda Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

AHY: Partai Demokrat Tidak Bisa Jalan Sendiri, Perlu Berkoalisi

11 Maret 2018

AHY: Partai Demokrat Tidak Bisa Jalan Sendiri, Perlu Berkoalisi

AHY menutup Rapimnas Partai Demokrat dengan pidato politik. Namun AHY tidak gamblang menyebut calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung.

Baca Selengkapnya

SBY Geram Kadernya Mangkir di Rapimnas Demokrat

11 Maret 2018

SBY Geram Kadernya Mangkir di Rapimnas Demokrat

Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sempat geram saat diskusi di Rapimnas. SBY geram karena ada yang tak hadir.

Baca Selengkapnya