Gagalkan RUU Pilkada, Pemerintah Boleh Lakukan Ini  

Reporter

Selasa, 9 September 2014 11:15 WIB

TEMPO/Arif Fadillah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Perhimpunan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni berharap pemerintah bersikap konsisten terkait Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada). Dalam pandangan terakhir pada rapat Panitia Kerja RUU Pilkada pada 2 September 2014, pemerintah sepakat dengan opsi kepala daerah dipilih secara langsung.

"Kalau pemerintah setuju pemilihan langsung, sikap itu harus diteguhkan. Pemerintah bisa memveto RUU Pilkada," kata Titi saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 September 2014.(Baca:Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat)

Veto yang dimaksud Titi adalah membatalkan keputusan RUU Pilkada untuk sementara waktu. Sebab, jika RUU ini dipaksakan, maka tidak akan sesuai dengan pemerintahan baru yang terpilih.

Titi menjelaskan banyak masalah yang belum selesai dalam pembahasan RUU Pilkada. Misalnya, jika mekanisme pilkada melalui DPRD yang dipilih, berarti mementahkan progres terkait pilkada serentak di periode mendatang. Hal itu juga tidak sesuai dengan semangat penataan partai dan kampanye politik ke depan.

Padahal, seperti yang disampaikan Komisi Pemilihan Umum, kata dia, melalui pilkada serentak anggaran pilkada yang dihemat bisa mencapai 50 persen. Selama ini anggaran banyak dihabiskan untuk honorarium petugas di lapangan. Efisiensi anggaran ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi pilkada langsung yang disebut berbiaya tinggi. (Baca:RUU Pilkada Kemunduran Demokrasi)

"Alasan partai yang menyebut pilkada langsung berbiaya mahal itu dibuat-buat. Sikap ini mempertontonkan inkonsistensi DPR kepada publik," ujarnya.

Titi pun mempertanyakan sikap mayoritas partai koalisi pendukung Prabowo yang menurutnya tidak konsisten dengan sikap capres yang mereka usung pada pilpres yang lalu. "Prabowo-Hatta saat debat pilpres yang lalu saja menyatakan setuju pilkada serentak untuk mengurangi politik biaya tinggi. Baik presiden terpilih maupun yang tidak terpilih semangatnya sama ingin demokratis secara langsung. Jadi, sangat sulit membantah jika ini terkait kekalahan pilpres yang lalu," kata Titi menambahkan.

MUNAWWAROH

Baca juga:


Banjir India Bisa Picu Krisis Kemanusiaan
Marin Cilic Raih Gelar AS Terbuka
Separatis Pro-Rusia Bebaskan 1.200 Tahanan
Gunung Berusia 100 Juta Tahun Terkubur di Pasifik
Kekeringan Melanda 17 Kabupaten di NTT

Berita terkait

Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?

18 September 2022

Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?

Anies Baswedan diskusi tertutup dengan Jenggala Center bahas keadilan sosial di ibu kota dan soal situasi Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi

4 November 2021

Mengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi

Panglima TNI merupakan jabatan yang sangat tinggi di Tentara Nasional Indonesia karena menjadi pimpinan TNI selurunh angkatan militer.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Akhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih

18 Oktober 2019

Akhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih

Gojek dan Tokopedia mengaku disokong penuh oleh pemerintahan Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi: Kerja dengan Jokowi-Kalla itu Asyik

14 Oktober 2019

Retno Marsudi: Kerja dengan Jokowi-Kalla itu Asyik

Sebagai pemimpin, Jokowi dan JK juga disebut Retno tidak pernah berjarak dengan para menteri Kabinet Kerja.

Baca Selengkapnya

Hari HAM, Konflik Agraria Imbas Proyek Infrastruktur Jadi Sorotan

10 Desember 2018

Hari HAM, Konflik Agraria Imbas Proyek Infrastruktur Jadi Sorotan

Dalam peringatan hari HAM sedunia, Komnas HAM menyoroti soal konflik agraria yang semakin masif.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Jokowi - JK, Mendikbud Sebut Sudah Salurkan 12,6 Juta KIP

24 Oktober 2018

4 Tahun Jokowi - JK, Mendikbud Sebut Sudah Salurkan 12,6 Juta KIP

Menteri-menteri Kabinet Kerja memaparkan capaian kinerjanya selama 4 tahun pemerintahan Jokowi - JK.

Baca Selengkapnya

4 Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama di Era Jokowi

23 Oktober 2018

4 Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama di Era Jokowi

Sepanjang 2014-2018, KontraS mencatatkan sedikitnya ada sekitar 488 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama.

Baca Selengkapnya

Sisa Setahun, Ini Target yang Dikejar Pemerintahan Jokowi - JK

22 Oktober 2018

Sisa Setahun, Ini Target yang Dikejar Pemerintahan Jokowi - JK

Moeldoko merinci target-target dan realisasi yang dicapai pemerintah Jokowi - JK selama 4 tahun.

Baca Selengkapnya