TEMPO.CO,Malang- Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang menggandeng para pelajar dan mahasiswa untuk memutus rantai peredaran narkoba. Mereka dilatih untuk waspada dan mengenali barang haram tersebut. Tujuannya adalah mencegah masuknya narkoba ke sekolah dan kampus.
"Usaha pencegahan juga dengan melakukan tes urine di sekolah," kata Kepala BNN Kota Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Henry Budiman seusai pagelaran seni pelajar di kantor BNN Malang, Kamis, 4 September 2014. Tes urine dilaksanakan di sekolah setingkat SMA, namun sejauh ini BNN tak menemukan penyalahgunaan narkoba.
Para siswa SMP sudah rawan mengkonsumsi narkoba. Awalnya, kata Henry, mereka hanya merokok. Namun lama-lama mereka ingin mencoba narkoba. Karena itulah BNN tengah berusaha membongkar jaringan mafia narkoba di kampus dan sekolah di Malang. Menurut dia, secara nasional, 22 persen pengguna narkoba adalah mahasiswa dan pelajar. (Baca: Usai Kasus Narkoba, Unas Memperketat Penjagaan)
Salah satu usaha BNN untuk mencegah penyalahgunaan narkoba adalah menggelar kegiatan untuk pelajar. Kegiatan itu meliputi pentas seni dan lomba majalah dinding yang diikuti SMA dan SMK se-Kota Malang. Acara bertema "Berprestasi Tanpa Narkoba" ini merupakan bentuk kampanye yang positif.
Kepolisian Resor Malang Kota mencium indikasi bandar narkoba tengah mengincar pelajar dan mahasiswa sebagai pasar potensial. Untuk itu, pengawasan peredaran narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa terus ditingkatkan. "Pengedar melakukan berbagai cara untuk menjerat konsumen," kata juru bicara Polres Malang Kota, Ajun Komisaris Nunung Anggraeni.
Malang berpotensi menjadi sasaran peredaran narkoba karena banyak mahasiswa luar daerah yang kuliah di kota ini. Mereka tersebar di sejumlah perguruan tinggi di Malang. Apalagi pengawasan orang tua pun lemah karena mereka tinggal di daerah lain. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mengawasi pergaulan dan perilaku para mahasiswa. (Baca juga: Darurat Narkoba di Kampus Ibu Kota)
