Israel Belum Izinkan Pasukan Indonesia ke Gaza  

Reporter

Sabtu, 30 Agustus 2014 11:54 WIB

Kendaraan lapis baja pasukan perdamaian PBB, menunggu untuk menyeberangi bukit Golan ke Suriah, 28 Agustus 2014. (AP/Ariel Schalit)

TEMPO.CO, Nusa Dua - Indonesia siap mengirimkan tentara perdamaian ke wilayah konflik di Timur Tengah, khususnya Suriah dan Jalur Gaza. Namun pengiriman pasukan tersebut masih menunggu keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Baca: ISIS Rebut Pangkalan Militer Suriah)

"Pemerintah siap mengirimkan pasukan sebagai bagian dari pasukan pengamanan di Gaza atau di Suriah kalau sudah ada kesepakatan dari Dewan Keamanan," kata Hassan Kleib, Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, di sela-sela Forum Global Aliansi untuk Peradaban PBB di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 30 Agustus 2014. (Baca: Israel-Hamas Saling Klaim Kemenangan di Gaza)

Mantan Duta Besar RI untuk PBB itu menjelaskan pengiriman pasukan perdamaian juga harus mendapatkan persetujuan dari negara-negara terkait. (Baca: Suriah Negara Paling Berbahaya bagi Wartawan)

Untuk Suriah, sampai sekarang belum ada rencana pengiriman pasukan perdamaian, meskipun wacana telah berkembang, terutama atas permintaan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab. Mereka mengharapkan pasukan perdamaian memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang bertikai untuk duduk mencari solusi. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengharapkan hal yang sama. Namun masih terganjal oleh ketiadaan persetujuan dari pemerintah Suriah. (Baca: Hamas-Israel Sepakat Akhiri Perang)

Sedangkan untuk Gaza, persetujuan harus diperoleh dari pihak Palestina dan Israel. "Dari Palestina sudah ada, dari Israel belum," kata Hassan.

Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) menyatakan jumlah pengungsi Suriah terus meningkat hingga mencapai tiga juta orang selama perang sipil tiga tahun terakhir. Selain tiga juta warga Suriah yang mengungsi ke luar negeri, sekitar 6,5 juta warga lainnya menjadi pengungsi di dalam Suriah. Lebih dari separuh di antaranya anak-anak. PBB juga memperkirakan hampir 200 ribu orang tewas sejak konflik meletus Maret 2011.

NATALIA SANTI

Terpopuler
Tiga Wanita Malaysia Jihad Seks untuk ISIS
4 Jurus PDIP Cegah Kenaikan BBM
Ajudan Nazar Akui Pernah Antarkan Uang buat Ibas
Ini Ulah Pertama Balotelli di Liverpool
Warga Kutai Diterkam Buaya






Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

4 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

7 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

7 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

8 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya