Sejumlah aparat kepolisian mengindentifikasi puing-puing usai meledaknya bom bunuh diri yang dibawa oleh seorang tak dikenal dengan menggunakan sepeda motor di depan kantor Markas Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah, (3/6). Tempo/Amar Burase
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan teror terhadap sejumlah polisi masih akan terus berlangsung.
Menurut Boy, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, adalah wilayah yang harus diwaspadai sebagai target teror selanjutnya.
"Kelompok teror ini termasuk organized crime. Polisi harus waspada," ujar Boy di Mabes Polri pada Kamis, 21 Agustus 2014. (Baca: Penembak Polisi Bima Diduga Teroris)
Sejak tahun 2013, serangkaian aksi penembakan yang terjadi di Bima menewaskan empat polisi. Kejadian terakhir menimpa Kapolres Ambalawi Ajun Komisaris Abdul di Bima yang tertembak dua kali di bagian kepala pada Sabtu pagi, 16 Agustus 2014.
Boy mengatakan Poso menjadi target selanjutnya karena adanya dugaan penembak polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat, terkait dengan jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Jaringan ini, menurut Boy, bermarkas di Poso.
"Fakta keterlibatan bisa dilihat dari banyak warga asal NTB yg ikut aksi teror di Poso. Kalau bisa dilihat track record yang selama ini ada cukup jelas," kata Boy pada Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: Peta Konsentrasi Jaringan Teroris di Indonesia)
Juru bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengatakan teroris penembak polisi biasanya beraksi di daerah-daerah terpencil. "Daerah yang (mempunyai akses jalan) berbelok-belok. Daerah sepi. (Aksi) mungkin sudah dipelajari dan lama," kata Ronny. (Baca: Pergerakan ISIS Mirip Kelompok Santoso di Poso)
Menurut Boy, polisi sudah mengantongi nama terduga penembak. Namun, nama tersebut belum bisa dipublikasikan.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
1 hari lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.