TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga Desa Wulandoni, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengungsi akibat bentrokan antarwarga di daerah itu mulai kembali ke rumah masing-masing. "Kami tidak betah di tempat pengungsian," kata Fransisca, warga Wulandoni, Rabu, 20 Agustus 2014.
Warga dua desa di Kabupaten Lembata, yakni Wulandoni dan Pantai Harapan, bentrok pada Ahad, 17 Agustus 2014. Bentrokan itu mengakibatkan seorang warga tewas, puluhan rumah rusak, dan ratusan warga mengungsi. (Baca: Bentrok Lembata Karena Efek Pemekaran Kabupaten)
Fransisca merupakan salah satu korban bentrokan antarwarga itu. Rumahnya hancur dirusak massa. Padahal rumah Fransisca hanya berjarak sekitat 200 meter dari pos polisi Wulandoni. "Saya kembali untuk membersihkan rumah dari pecahan kaca," ujarnya.
Ia mengaku masih trauma dan takut kembali ke rumahnya. Namun ia memaksa pulang lantaran tidak betah. "Saya masih takut dan trauma dengan bentrokan kemarin," tuturnya. (Baca: Bentrokan Warga di NTT, Ratusan Orang Mengungsi)
Selain Fransisca, anggota TNI dari Kodim 1604 dan Polri membantu warga membersihkan rumah mereka dari puing-puing pecahan kaca akibat bentrokan. TNI juga membersihkan kantor Kecamatan Wulandoni yang rusak.
Sementara itu, ratusan warga Desa Pantai Harapan masih mengungsi di masjid di daerah itu. Kehadiran anggota TNI dan Polri belum bisa memulihkan aktivitas bertani dan melaut dua desa yang bertikai. Akibatnya, aktivitas perekonomian lumpuh total. Proses belajar-mengajar di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di dua desa diliburkan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.