Kapolri Jenderal Sutarman dalam keterangan pers, di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, 22 Juli 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan pelaku penembakan yang menewaskan Kapolsek Ambalawi Ajun Komisaris Abdul Salam adalah teroris. "Pelaku sedang kami ikuti," ujar Sutarman pada Selasa, 19 Agustus 2014.
Penembakan Abdul di Bima, Nusa Tenggara Barat, terjadi pada Sabtu pagi, 16 Agustus 2014. Abdul diduga ditembak dua kali di belakang kepala saat perjalanan dari rumah menuju kantornya. Dari otopsi yang dilakukan polisi sejak Senin, 18 Agustus lalu, Sutarman menuturkan penembakan ini adalah pembunuhan. (Baca: Gandeng KPK, Polisi Bikin Unit Khusus Gratifikasi)
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, terduga pelaku berasal dari jaringan teroris di NTB. Terduga termasuk dalam jaringan kelompok Santoso, pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Poso. (Baca: Kapolri: RI Tolak Paham dan Kegiatan ISIS)
"Fakta keterlibatan bisa dilihat dari banyak warga asal NTB yang ikut aksi teror di Poso. Kalau bisa dilihat track record yg selama ini ada, cukup jelas," ujar Boy pada Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: KSAD dan Kapolri Kemudikan Sendiri Sukhoi SU30 MK2)
Boy mengatakan kasus ini masih dalam penyelidikan. Motif penembakan sampai saat ini belum diketahui polisi. Identitas dan jumlah pelaku juga masih dalam tahap pencarian.
Polisi meramalkan teror pada polisi akan terus berlangsung. Boy mengimbau kepada polisi di NTB agar tetap waspada terhadap aksi teror berikutnya. "Ancaman ini akan tetap berjalan. Polisi harus bersiap menghadapi penyerangan."
Jelang Ramadan, Kapolri Minta Kapolda Cek Stok Minyak Goreng di Pasar
26 Maret 2022
Jelang Ramadan, Kapolri Minta Kapolda Cek Stok Minyak Goreng di Pasar
Pengawasan dan pemantauan dari kepolisian untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa stok minyak goreng curah terjamin dan harga penjualannya sesuai HET.