Turis asing yang selamat dalam peristiwa tenggelamnya kapal Vercase dalam perjalanan dari Bali menuju Pulau Komodo, 16 Agustus 2014. AFP/Getty Images.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan memerintahkan untuk dilakukan investigasi atas tenggelamnya kapal wisata Versace KM 22 tujuan Pulau Komodo di sekitar Pulau Sangeang Api, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu, 16 Agustus 2014. “Mengapa kapal bisa tenggelam," kata juru bicara Kementerian Perhubungan J.A. Barata di kantor Kementerian Perhubungan, Senin, 18 Agustus, 2014. (Baca: Kapal Turis Tujuan Pulau Komodo Tenggelam)
Barata menilai kapal wisata Versace KM 22, sejauh ini memenuhi prosedur. Menurut dia, kapal yang mengangkut orang asing biasanya jumlah muatan sangat diperhatikan. Nakhoda kapal pun merupakan orang yang berpengalaman membawa orang asing berlayar. (Baca: Semalaman Terapung, Gadis Jerman Ini Selamat)
Kementerian Perhubungan menduga penyebab kapal karam lantaran ombak tinggi. “Ombak hingga 2-3 meter, tetapi kami akan investigasi penyebabnya,” ujarnya.
Barata mengatakan 25 penumpang kapal tersebut telah diselamatkan, walau satu dalam kondisi kritis. Menurut dia, dua penumpang terakhir ditemukan pada Senin, 18 Agustus 2014 oleh Badan SAR Nasional. Korban dengan kondisi kritis berkewarganegaraan Jerman. Barata berharap kondisi korban dapat segera membaik. “Mudah-mudahan enggak bertambah parah,” ujarnya. (Baca: Tim SAR Temukan 13 Korban Kapal Turis Tenggelam)
Koordinator SAR Kabupaten Bima, Abdul Wahab, mengatakan kapal nahas itu bertolak dari Bali menuju Komodo dengan mengangkut 25 turis. "Kapal diduga bocor,” kata dia.
Badan SAR NTB menemukan para penumpang kapal wisata rute Bali, Lombok, dan Komodo ini pukul 09.15 Wita dan 16.35 Wita. Lima orang terpaksa dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Bima. "Beberapa dari mereka saat ini ikut membantu pencarian korban yang masih hilang,” ujarnya. (Baca: 10 Nama Korban Kapal Turis yang Selamat)
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.