Lokalisasi Semarang Tolak 'Migrasi' PSK Dolly  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 13 Agustus 2014 23:20 WIB

Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) menunggu giliran untuk mengurus kelengakapan administrasi untuk pencairan dana kompensasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak di Sawahan, Surabaya, 24 Juli 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Semarang - Pusat lokalisasi pekerja seks Sunan Kuning, Kota Semarang, Jawa Tengah, menolak limpahan pekerja seks komersial (PSK) asal Dolly, Surabaya, dan Saritem, Bandung. Pemerintah daerah setempat mengancam akan mengusir pendatang di Sunan Kuning yang identitasnya diketahui berasal dari dua daerah sekitar Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Mereka yang ditemukan tak terdaftar dikenai sanksi dikembalikan ke asal," kata Tri Harjono, Lurah Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, yang membawahi lokalisasi Sunan Kuning, Rabu, 13 Agustus 2014.

Tri telah mendata lokalisasi yang kini berubah nama menjadi resosialisasi itu hingga sepekan ke depan. Pendataan itu untuk mengetahui penghuni yang diduga limpahan dari dua lokalisasi di Surabaya dan Bandung yang kini telah ditutup pemerintah. “Fungsi resosialisasi di Sunan Kuning ini untuk mengurangi PSK, bukan malah menambah,” kata Tri Harjono.

Pantauan Tempo, pada saat pendataan baru ada 10 orang PSK yang melaporkan identitasnya dari jumlah PSK yang ada mencapai 500 orang. Mereka akan diidentifikasi sesuai kartu tanda penduduk daerah asal serta catatan sebagai penghuni Kampung Sunan Kuning.

Menurut Tri, resosialisasi Sunan Kuning sebagai tempat pembinaan bagi PSK yang mengaku kesulitan beralih profesi. Mereka dilatih untuk mendapat keterampilan serta menabung dari hasil profesinya yang ditargetkan bisa mengentaskan keterikatannya sebagai PSK. “Bila sudah punya uang sebagai modal usaha dan keterampilan, mereka akan dikembalikan keluar dari Sunan Kuning,” katanya.

Ketua Resosialisasi Sunan Kuning, Suwandi, menyatakan saat pendataan ditemukan empat penghuni asal Bandung. Tapi ia memastikan mereka penghuni lama yang masih perlu pembinaan dan pelatihan keterampilan. “Kalau pun nanti ada yang datang baru akan kami tolak,” kata Suwandi.

Menurut dia, kapasitas hunian di Sunan Kuning sudah terbatas karena sudah dihuni oleh 560 orang. Ia menjamin akan menghubungi sejumlah pemilik kos di kampung itu untuk mendata apakah ada warga baru yang dicurigai limpahan dari lokalisasi Dolly dan Saritem. “Apa lagi karakter PSK asal Bandung sulit dibina dan diskrening sehingga rawan meningkatkan penyakit menular,” kata Suwandi menjelaskan.

Ia mengklaim saat ini jumlah penghuni di Kampung Sunan Kuning telah berkurang. Tapi Suwandi tak tahu persis jumlah pengurangannya. “Mereka pergi tanpa pemberitahuan,” ujarnya. Rata-rata penghuni itu pulang karena menikah dan punya modal serta keterampilan usaha di daerah asal.

EDI FAISOL

Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:

Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

3 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

3 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

17 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

47 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

48 hari lalu

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

Prostitusi online ini dikelola pasangan suami istri dari sebuah rumah dua lantai di Karawaci Tangerang.

Baca Selengkapnya

Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

48 hari lalu

Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

Polsek Karawaci membongkar praktik prostitusi online yang dikelola oleh pasangan suami istri. Mereka menjajakan dua remaja di bawah umur.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

51 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.

Baca Selengkapnya