TEMPO Interaktif, Kediri:Kalangan wartawan di Kediri, Jawa Timur, mengecam keras tindakan brutal Inspektur Dua Pol. Bagus Setiawan yang telah menghajar hingga babak belur Tantowi Jauhari, wartawan Radio Andika FM Kediri. Penganiayaan oleh lulusan Akademi Kepolisian tahun 2000 itu terjadi Selasa sore kemarin saat berlangsung razia kendaraan bermotor. Para jurnalis yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Anti Kekerasan (KUWAK) menuntut perwira muda itu diseret ke pengadilan militer dengan tuduhan penganiayaan berat. “Tegakkan peraturan. Bukan kami yang memutus hukuman. Memangnya kami hakim," kata Didik Mashudi, anggota KUWAK, ketika bertemu Kapolres Kediri Ajun Komisaris Besar Jodie Rooseto, Rabu (9/1). Tapi, tuntutan penyelesaian hukum itu dijawab Kapolres dengan janji pemberian sangsi. "Saya akan memberi sangsi sesuai kesalahannya," ujar Jodie. Kapolres menyuruh Bagus lepas seragam, kemudian dikenai skorsing sembari menunggu hukuman berikutnya. Penganiayaan terjadi di jalan Desa Kemirahan, Kecamatan Kepung, Kediri. Di tempat itu berlangsung razia oleh anggota Polres Kediri. Tantowi yang melintas dihentikan. Polisi memeriksa surat motornya. Mendadak, melintas kencang sepeda motor dikendarai dua anak muda. Mereka kabur, dikejar polisi dan tertangkap, kemudian dibawa ke tempat razia. Seorang polisi memukul kepala seorang anak muda tersebut. Sontak Tantowi bereaksi. “Jangan main pukul begitu!” teriaknya. Seorang polisi menyergah agar tidak ikut campur. Tiba-tiba Ipda Bagus Setiawan memanggil dan berkata, “Bilang apa kamu tadi?” Tantowi pun menjelaskan, sebaiknya polisi menilang kedua anak muda itu, kalau dianggap bersalah. Tidak main pukul. Jawaban itu membuat Bagus marah. Ia langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi. Reporter muda bertubuh ceking itu tidak kuasa membendung jurus-jurus maut Bagus. Darah segar mengucur dari hidung Tantowi. Keningnya benjol dan kepala robek. Tapi, begitu tahu Tantowi wartawan, Bagus berubah lembut. Ia menawarkan pengobatan, juga sempat menyeka darah segar di muka Tantowi. Tantowi berangkat sendiri ke rumah sakit. Diagnosa dokter, dia terluka akibat penganiayaan. Bagus meminta dokter jaga agar mengubah, luka-luka Tantowi karena kecelakaan dengan sepeda pancal. Sedang biaya pengobatan dibayar Bagus. Kepada wartawan Kediri, Bagus mengaku sangat emosi dengan Tantowi. Ia mengaku lima kali menghantam Tantowi dan beberapa kali menghajar dengan tendangan. "Ucapan Tantowi sangat menyinggung saya. Setelah itu saya menyesal. Saya meminta maaf," ujar Bagus. (Dwidjo U Maksum)
Berita terkait
Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami
3 menit lalu
Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.