Romli, pemilik Masjid Jami' Sulaiman Al Hunaishil sekaligus koordinator Ansharul Khilafah, berjalan keluar ruangan Camat usai dimintai keterangan terkait deklarasi dan pembaiatan di kantor Kecamatan Dau, Malang, Jawa Timur, 5 Agustus 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Sidoarjo- Takmir Masjid Hibaturrahman di Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur, Ustad Achwan Jemain, membantah masjidnya akan digunakan sebagai lokasi baiat pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 17 Agustus 2014.
Sebelumnya, sejak dua pekan lalu, beredar pesan pendek berantai yang menyatakan Masjid Habaturrahman, yang juga berfungsi sebagai gedung Islamic Center, akan digunakan sebagai tempat pertemuan para pengikut ISIS. Pada Ahad pagi kemarin, warga setempat menyegel tempat ibadah tersebut dan membubarkan pengajian yang tengah berlangsung.
Achwan pun sempat dibawa ke Kepolisian Resor Sidoarjo untuk diperiksa. "Saya tegaskan bahwa jemaah yang selalu hadir di Islamic Center itu tidak terkait dengan jaringan ISIS," kata Achwan di Polres Sidoarjo, Senin, 11 Agustus 2014. (Baca berita terkait: Warga Segel Masjid Terduga ISIS di Sidoarjo)
Achwan kecewa dengan aksi warga Balongbendo menyegel masjid secara sepihak. Padahal, kata dia, informasi tentang baiat pengikut ISIS itu hanya isu yang tidak jelas sumbernya. "Jika tidak percaya, silakan hadir ke masjid dan rekam supaya mengerti apa yang kami lakukan," katanya. (Baca: PengikutISISAkanDibaiatdiSidoarjo)
Menurut dia, kegiatan yang direncanakan digelar pada 17 Agustus itu hanya pengajian biasa dan tidak berhubungan dengan ISIS. Namun, karena diprotes warga, Achwan akan membatalkan kegiatan tersebut. "Dengan terpaksa kami gagalkan. Padahal kami sudah mengundang pembicara dari luar daerah," katanya.
Kapolres Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Marjuki mengatakan telah ada penandatanganan kesepakatan antara warga dan Achwan untuk tidak melanjutkan kegiatan tersebut. Dengan begitu, otomatis tidak ada kegiatan di Islamic Center sampai ada pembicaraan lebih lanjut. "Tempat itu (Islamic Center) tidak boleh digunakan. Untuk menjaga keamanan," kata Marjuki. (Baca juga: Polisi Akan Tindak PengikutISISdiSidoarjo)