anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) membersihkan coretan cat semprot di tembok yang berada di kawasan Tipes, Solo. Coretan tersebut berisi dukungan terhadap Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). TEMPO/Ahmad Rafiq
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap dua orang yang diduga merupakan anggota kelompok teroris Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS)—belakangan disebut Islamic State (IS)—di Ngawi, Jawa Timur, pada Jumat, 8 Agustus 2014. Mereka yang dibekuk adalah Kardi dan Guntur, warga Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren. (Baca: Densus 88 Bekuk Dua Terduga Anggota ISIS di Ngawi
Kepala Kepolisian Jenderal Sutarman mengatakan dua orang yang ditangkap telah mendeklarasikan diri mendukung ISIS dan sudah lama diintai kepolisian. "Kepemilikan senjata api sudah cukup sebagai bukti awal," ujarnya, Jumat, 8 Agustus 2014. (Baca: Kapolri Akan Bubarkan Kelompok Pendukung ISIS)
Ketua Tim Densus 88 Mabes Polri Komisaris Besar Ibnu Suhendra mengatakan, di Ngawi, Kardi dan Guntur merupakan anak buah Santoso, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Mujahidin termasuk kelompok yang mendukung ISIS.
Dari rumah Kardi, polisi menemukan sejumlah barang bukti, antara lain pistol Baretta, 21 peluru, dan beberapa buku ihwal jihad. Dari rumah Guntur, tutur Ibnu, polisi menyita bendera ISIS berwarna hitam dan alat pembangkit listrik tenaga matahari yang akan dikirim ke Santoso di hutan Poso. “Guntur ini juga penyandang dana bagi Santoso,” ujarnya.