Pengamat Setuju Jokowi Lelang Jabatan Menteri  

Reporter

Sabtu, 9 Agustus 2014 06:33 WIB

Presiden terpilih Jokowi (kedua kanan) didampingi Kepala Staf Kantor Transisi, Rini Soewandi (kanan) dan tiga orang Deputi Kepala Staf, Anies Baswedan (ketiga kiri), Akbar Faisal (kedua kiri) dan Andi Wijayanto (kiri) meresmikan pembukaan Kantor Transisi Jokowi - JK di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, 4 Agustus 2014. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran, Yogi Suprayogi, menuturkan tantangan utama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla lima tahun mendatang adalah reformasi birokrasi. "Penyakit birokrasi di Indonesia melahirkan penyelenggara negara yang korup dan tak profesional," ujar Yogi saat konferensi pers Harapan dan Tantangan dalam Pemerintahan Jokowi, Jumat, 8 Agustus 2014. (Baca: Jokowi Jadi Presiden: Nanti Ada E-Blusukan)

Ia menyebutkan standar birokrasi di Indonesia yang saat ini berbelit-belit. Tak hanya itu, ia juga menekankan pada perampingan struktur birokrasi sebagai modal untuk membuat kinerja pelayanan publik berjalan optimal, dan menganggap perlu adanya perubahan paradigma yang menempatkan setiap orang sesuai dengan kompetensinya. "Saya setuju dengan lelang jabatan, sehingga orang menduduki jabatan karena kompetensi," ujar Yogi. (Baca: Jokowi Bentuk Pokja Khusus Kartu Indonesia Sehat)

Yogi menilai gagasan perampingan struktur kabinet dengan menggabungkan kementerian atau meniadakan menteri koordinator merupakan sebuah gebrakan. Kementerian, kata Yogi, akan berjalan efektif dan memangkas pengeluaran negara untuk belanja rutin. Ia juga memandang gagasan tersebut sebagai pintu menuju reformasi birokrasi. (Baca: SBY Tolak Bahas Tim Transisi Jokowi, Ini Alasannya)

Mengenai usulan untuk menggelar peran menteri koordinator setiap enam bulan sekali, ia menganggap hal tersebut sebagai terobosan. Namun ia menilai akan lebih baik bila membentuk koordinasi berdasarkan kelompok kerja. Menurut Yogi, sistem tersebut akan lebih efektif dibanding mengadakan menteri koordinator yang bersifat sektoral.

"Selama ini adanya menteri koordinator justru membuat tumpang-tindih program kerja," tutur Yogi. Untuk sumber daya manusia yang berada di menteri koordinator, kata dia, dapat ditransfer ke daerah di luar Jawa yang membutuhkan SDM berkualitas. Ia juga mendesak moratorium penerimaan pegawai negeri sipil, mengingat anggaran negara akan terkuras untuk menghadapi "badai tsunami pensiun" pada 2019-2025.

Ia menyebutkan ada 2,5 juta PNS yang akan pensiun pada 2019-2025. Menurut ia, moratorium juga sebagai sebuah kesempatan untuk melakukan perampingan struktur birokrasi. (Baca: Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI)

Adapun Dimas Oky Nugroho, Ketua Koordinator Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan, menilai persoalan birokrasi akan menjadi tugas berat bagi Jokowi. "Jokowi jangan sampai 'dipenjaraemaskan' oleh birokrasi di sekitar dia. Dia harus mendobrak birokrasi warisan pemerintahan sebelumnya yang membatasi ruang gerak ke depan," ujar Dimas.

DINI PRAMITA





Baca juga:
Bursa Ketua Umum Golkar, Ini Petanya
Pilpres Diulang, Jokowi-JK Bakal Unggul Jauh
ISIS Kuasai Kota Kristen Terbesar di Irak
Abu Bakar Ba'asyir Serahkan Bendera ISIS
Kenapa Solo Disebut Basis Gerakan ISIS?

Berita terkait

Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?

18 September 2022

Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?

Anies Baswedan diskusi tertutup dengan Jenggala Center bahas keadilan sosial di ibu kota dan soal situasi Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi

4 November 2021

Mengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi

Panglima TNI merupakan jabatan yang sangat tinggi di Tentara Nasional Indonesia karena menjadi pimpinan TNI selurunh angkatan militer.

Baca Selengkapnya

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Akhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih

18 Oktober 2019

Akhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih

Gojek dan Tokopedia mengaku disokong penuh oleh pemerintahan Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya