Para TKI di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 27 November 2008. Dok. TEMPO/ Dimas Aryo
TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar CH Pattopoi mengaku bahwa maraknya praktek percaloan dan taksi gelap di kawasan Bandara Soekarno-Hatta tak lepas dari peran sejumlah petugas sebagai pelaku sekaligus beking. Dia menyebut petugas itu di antaranya dari TNI, Polri, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Pattopoi mengatakan para petugas ini memanfaatkan situasi bandara yang sepenuhnya mereka kuasai karena bebas keluar masuk kawasan area terbatas seperti di dalam terminal. Ia menyebut salah satu celah yang dimanfaatkan adalah keberadaan penyewaan mobil (rent car) bandara dan angkutan resmi bandara, tapi masih menggunakan pelat hitam. "Rent car ini tidak ada bedanya dengan taksi gelap, sama-sama menggunakan kendaraan jenis minibus seperti Avanza, Xenia dan berpelat hitam juga," kata Pattopoi.
Keberadaan rent car itu, kata dia, merupakan keputusan Kementerian Perhubungan Darat yang membagi moda transportasi taksi di bandara meliputi pelat kuning dan pelat hitam. "Jadi, dengan adanya rent car ini, para oknum menyaru dengan mengoperasikan taksi gelap yang seolah-olah angkutan resmi bandara," katanya. (Baca:Migrant Care Minta KPK Periksa Pejabat BNP2TKI)
Di sinilah, kata Pattopoi, praktek percaloan dan pemerasan kadang terjadi dengan target korban para tenaga kerja Indonesia yang baru datang dari luar negeri dan pengguna jasa bandara yang masih awam mengenal bandara. "Target mereka adalah orang-orang yang lugu dan tidak tahu banyak situasi bandara," ujarnya.
Karena membingungkan, Polres Bandara sudah mengusulkan agar rent car tersebut diberi tanda khusus untuk membedakan dengan kendaraan lainnya seperti taksi gelap. "Jadi, kami menindaknya enak. Selain angkutan resmi bandara yang beroperasi dapat dengan mudah ditilang," katanya. (Baca:18 Orang Pemeras TKI Ditahan di Polda Metro Jaya)
Keberadaan para calo dan oknum petugas tersebut, kata Pattopoi, dapat dibersihkan dari bandara jika semua instansi terkait memiliki komitmen yang sama dan saling bersinergi. "Bandara harus steril dari masalah masalah seperti itu," katanya.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
1 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.