TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidique menyatakan lembaganya akan menyelenggarakan sidang gugatan penyelenggara pemilu pada Jumat, 8 Agustus 2014. Sidang akan dilaksanakan bersamaan.
"Setelah mendengarkan gugatan, nanti akan diputuskan kasus mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu," kata Jimly di kantornya, Senin, 4 Agustus 2014. (Baca: KPU Kabupaten Malang Bantah Tudingan Tim Prabowo)
Adapun jumlah aduan yang diterima DKPP hingga hari ini sebanyak tujuh aduan. Namun satu di antaranya yang melaporkan anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak ditolak karena berkas gugatan tak lengkap. "Jadi hanya enam kasus yang kami tangani pascapilpres. Bandingkan saat pemilihan legislatif lalu, ada 755 pengaduan," ujar Jimly.
Dalam sidang ini, Jimly menjelaskan, lembaganya akan memanggil tim dari Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, KPU, serta Bawaslu. "Paslonnya (pasangan calon) biarkan saja istirahat, timnya saja yang datang," kata Jimly.
Tujuh gugatan yang diajukan adalah pengaduan Sigop M. Tambunan dari Tim Advokasi Independen untuk Informasi dan Keterbukaan Publik, yang diadukan Ketua Bawaslu RI Muhammad. Kemudian Tonin Tachta Singarimbun, seorang advokat, mengadukan Ketua Bawaslu RI, KPU, dan anggotanya. (Baca: Massa Kubu Prabowo-Hatta Paksa Gembok KPU)
Pengaduan keempat, Eggi Sudjana mengadukan Ketua dan anggota Bawaslu, serta Ketua dan anggota KPU RI. Selanjutnya Horas A.M. Naiborhu, seorang wiraswasta, mengadukan anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak, tapi gugatan ini ditolak karena dianggap tak lengkap. (Baca: KPU Buka Kotak Suara Agar Tak Repot)
Pengaduan keenam, Ahmad Sulhy, staf ahli DPRD DKI Jakarta dan Tim Pemenangan Prabowo-Hatta wilayah DKI Jakarta, mengadukan Ketua KPU DKI Jakarta, Ketua KPU Jakarta Utara, Ketua KPU Jakarta Pusat, dan Ketua KPU Jakarta Timur karena tak melaksanakan rekomendasi Bawaslu untuk melakukan pencermatan di sejumlah TPS. Terakhir, Bambang dari Gerakan Rakyat Indonesia Baru mengadukan Ketua dan anggota KPU Jawa Timur Eko Sasmito, Choirul Anam, dan Gogot Cahyo Baskoro.
TIKA PRIMANDARI
Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN