Puluhan aktiivis dari Migrant Care menggelar doa bersama lintas agama bertajuk Save Satinah, di Bunderan HI, Jakarta, (1/4). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap ketidak seriusan pemerintah dalam melindungi TKI di berbagai negeri. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto membenarkan 18 orang yang diamankan dalam sidak di Bandara Soekarno-Hatta dinihari tadi sedang menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Dia mengatakan hasil sidak yang digelar oleh tim gabungan Komisi Pemberantasan Korupsi, Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, serta Kabareskrim Polri itu ada dua orang anggota Polri, satu orang anggota TNI AD, dan sisanya preman. (Baca: Kabareskim: Pemerasan TKI di Bandara Sistematis)
"Oknum anggota antara lain Bripka WD, Brigadir ET, dan RSD," kata Rikwanto melalui pesan singkat, Sabtu, 26 Juli 2014. Bripka WD, ujar dia, merupakan anggota Ditlantas PMJ Polresta Jakarta Barat. Adapun Brigadir ET adalah anggota Polres Kepulauan Seribu. Sedangkan RSD tercatat sebagai anggota Pomdam Jaya.
"Oknum anggota TNI, anggota Polri dan masyarakat yang diduga atau terindikasi sering melakukan percaloan/pemerasan Pemulangan tenaga kerja Indonesia," ujarnya.
Menurut Rikwanto, mereka yang terjaring dalam sidak gabungan di terminal 2-D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, itu masih menjalani pemeriksaan. "Besok pagi akan disimpulkan hasilnya," kata dia. (Baca: Polisi dan TNI AD Berperan Cari TKI untuk Diperas)
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Suhardi Alius mensinyalir calo dan pemeras TKI di Bandara Soekarno-Hatta bersifat sistematis. Suhardi mengakui premanisme di bandara memang masih menjamur. Padahal, premannya dulu sudah berhasil diurai. “Tapi sifatnya parsial,” kata mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Dia mengatakan kegiatan sidak ini merupakan masukan yang cukup signifikan sehingga akan rutin dijalankan. “Tidak lagi kebijakan yang sesaat.”