Wargamenghadang tim eksekusi Pengadilan Negeri yang dikawal aparat kepolisian di Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, 24 Juni 2014. ANTARA/M. Ali Khumaini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan petani yang tergabung dalam Serikat Petani Karawang (Sepetak) berdemonstrasi di depan Mabes Polri pada Senin 30 Juni 2014. Mereka menuntut Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol Mochamad Iriawan dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Karawang AKBP Dady Hartadi dicopot dari jabatannya."Polisi itu harusnya mengayomi bukan malah mengitimidasi petani. 7000 anggota Brigade Mobil (Brimob) bersenjata lengkap menghadapi kami yang hanya membawa cangkul," kata salah seorang pengunjuk rasa, Galih Andreanto dari Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Senin 30 Juni 2014. (Baca: Sengketa Lahan Karawang Dimenangkan Agung Podomoro)
Petani tersebut menyebutkan polisi sengaja membiarkan 7000 personilnya melakukan kekerasan dan intimidasi terhadap petani. Intimadasi tersebut berlangsung sejak proses eksekusi lahan hingga sekarang setelah eksekusi. "Petani itu miskin. Tidak ada keberpihakan negara pada petani. Polisi sebagai alat negara malah diperhadapkan dengan rakyat," ujar Galih. (Baca: Petani Karawang Desak Polisi Usut Perampasan Lahan)
Sebelumnya, 24 Juni 2014 terjadi eksekusi lahan sejumlah petani di Karawang yang dilakukan Pengadilan Negeri Karawang dengan dikawal oleh 7 ribu aparat kepolisian. Lahan seluas 350 hektare yang sebelumnya milik petani Karawang dinyatakan oleh PN Karawang statusnya menjadi milik PT Sumber Air Mas Pratama (SAMP) yang telah diakuisisi oleh PT. Agung Podomoro Land.
Ketua Pengadilan Negeri Karawang Marsudin Nainggolan sebelumnya mengatakan kasus sengketa lahan di wilayah Telukjambe, Kabupaten Karawang, antara warga dengan PT SAMP sudah dimenangkan oleh perusahaan dari grup PT Agung Podomoro tersebut sejak 2007. Perkara perdata tersebut telah membuat 48 orang warga kehilangan mata pencarian. "PT SAMP telah memenangkan perkara tersebut mulai dari pengadilan tingkat pertama, banding hingga kasasi," ujarnya kepada Tempo saat dihubungi, Rabu, 26 Juni 2014.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
1 hari lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.