TEMPO.CO, Magetan - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bakal membentuk dan mengoperasionalkan Bank Tani mulai tahun depan. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan alokasi anggaran untuk mendukung program ini sebesar Rp 150 miliar. Dana itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2015. "Untuk operasionalnya akan kami libatkan bank-bank lain, kalau mereka mau," kata Soekarwo setelah menghadiri puncak acara Hari Koperasi ke-67 Provinsi Jawa Timur di Gedung Olah Raga Ki Mageti, Magetan, Selasa, 24 Juni 2014.
Bank Tani, menurut dia, akan memberikan kredit ringan bagi petani. Untuk yang masa pembayarannya setiap pekan, suku bunganya 6 persen per tahun. Sedangkan yang tagihannya setiap bulan, nilai suku bunganya 8-9 persen dari nilai total pinjaman petani. "Bank Tani untuk memenuhi harapan petani yang tidak bisa masuk ke perbankan karena tidak punya agunan," ujar Soekarwo.
Selain membantu petani untuk mendapatkan modal usaha, Bank Tani diharapkan mampu mempersempit praktek rentenir atau lintah darat yang selama ini kerap menjerat para petani. Sebab, suku bunga yang harus dibayar peminjam ke rentenir tersebut cukup tinggi, yakni hingga 12 persen. "Bank titil (rentenir) sangat jahat, tapi disenangi masyarakat. Karena, hanya dengan foto kopi KTP, mereka bisa langsung dapat uang," kata Soekarwo. (Baca: Bandung Bentuk Satgas Khusus Anti Rentenir).
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Provinsi Jawa Timur Fattah Jasin yakin beroperasinya Bank Tani akan mengikis praktek rentenir. Program tersebut merupakan janji Gubernur Soekarwo dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat kampanye pemilihan kepala daerah pada 2013. "Bentuknya adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)," tutur Fattah.
Karena berbentuk BPR, ia melanjutkan, Bank Tani akan melayani petani secara perorangan atau kelompok. Para peternak, pelaku usaha perkebunan, dan pelaku ekonomi di sektor kehutanan juga menjadi sasaran Bank Tani. (Baca: Banyak Penarikan Uang Saat Ramadan, BPR Harus Siap)
NPL ke Level 1,36 Persen, Berikut Strategi Bank Mandiri
27 November 2023
NPL ke Level 1,36 Persen, Berikut Strategi Bank Mandiri
Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Ahmad Siddik Badruddin, memprediksi kualitas kredit terjaga hingga akhir 2023 dan stabil pada 2024 mendatang.