TEMPO.CO, Bandung - Wakil Kepala Polda Jawa Barat Brigadir Jenderal Rycko Amelza Dahniel belum dapat memastikan apakah benar terjadi aksi bunuh diri yang menyertai kasus pembunuhan di rumah seorang perwira TNI di Jalan Gudang Utara, Kota Bandung.
"Belum. Hanya dugaan kami terjadi pembunuhan. Sedang kami sidik secara intensif untuk memastikan apa yang terjadi di dalam rumah saat itu dan siapa yang bertanggung jawab," ujar Rycko di lokasi kejadian, Senin, 23 Juni 2014.
Tiga jasad ditemukan pada Ahad pagi, 22 Juni 2014, di rumah keluarga Letnan Kolonel Rudi Martiandi di Jalan Gudang Utara Nomor 18. Kedua jasad adalah Praja dan adiknya, Aura Rivi Ilaiyah, 15 tahun. Sedangkan satu lagi adalah jasad Acim, pembantu keluarga Rudi. Saat kejadian, Rudi dan istrinya, Desi, tengah berada di rumah dinas di Solo, Jawa Tengah.
Ia menjelaskan penyidikan intensif ini meliputi pendekatan konvensional dan sains. Penyidikan konvensional meliputi pemeriksaan terhadap para saksi dari pihak keluarga, tetangga, kerabat, dan penemu jasad para korban. Hasilnya nanti akan digabung dengan hasil penyidikan ilmiah.
"Penyidikan ilmiah melalui olah TKP, pemeriksaan sidik jari, puntung rokok, linggis berdarah yang ditemukan di dalam rumah, juga pemeriksaan forensik fisik korban," kata Rycko. (Baca: Ini Hasil Visum Kasus Pembunuhan Anak Tentara)
Sebelumnya Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Mashudi mengatakan tidak ada barang milik korban yang dicuri dari dalam rumah. Segenap pintu dan kunci rumah pun masih utuh. "Tidak ada kerusakan sama sekali di pintu (dan jendela). Anjing K-9 juga hanya mengendus di lingkungan dalam rumah," katanya kemarin.
Mashudi juga mengatakan ada jejak cekikan pada leher Aura, sementara pada Praja ada jeratan tali dan luka terbuka pada leher dan kepala. Sedangkan pada tubuh Acim tidak ditemukan bekas kekerasan oleh orang lain. Cuma saat ditemukan tubuh Acim terjerat tali dan menggantung di tangga menuju loteng. Polrestabes telah menggandeng Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.
