Mari Pangestu: Solo Batik Carnival Bisa Samai Karnaval Rio  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 22 Juni 2014 17:43 WIB

Aksi peserta Solo Batik Carnival saat melintas diJalan Slamet Riyadi Solo, 22 Juni 2014. Meskipun jumlah peserta berkurang namun SBC ke-7 yang mengambil tema Majestic Treasure tersebut tetap meriah. TEMPO/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Surakarta - Penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) ke-7 diawali pentas kolosal Wahyu Tumurun di Stadion R. Maladi Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad, 22 Januari 2014. Pentas itu menggabungkan drama, tari, musik, dan karnaval.

Pentas didukung 4 aktor, 20 pemusik, 160 penari, dan 150 prajurit. Inti cerita berkutat pada ego tiga motif batik, yaitu sidomukti, buketan, dan truntum. Masing-masing mengklaim sebagai motif yang paling berharga.

Sidomukti menganggap yang terpenting adalah kehidupan bahagia dan dihormati di masyarakat. Sedangkan buketan menilai yang paling penting adalah kemakmuran, sementara truntum berpendapat keagungan jauh lebih penting.

Masing-masing mempertahankan pendapatnya hingga terjadi pertempuran. Lalu datang Wahyu Tumurun yang mendamaikan ketiganya dan menyarankan untuk bersatu. Sebab, dengan bersatu, merekan akan menjadi kekuatan yang lebih baik.

Pentas Wahyu Tumurun mengawali acara SBC ke-7 yang mengambil tema "Majestic Treasure". Ketua panitia SBC ke-7, Susanto, mengatakan penyelenggaraan kali ini menampilkan motif dasar batik. “Batik tidak hanya pakaian. Tapi juga mengandung makna kebaikan, tatanan, dan tuntutan hidup. Ini yang membedakan batik Indonesia dengan negara lain,” katanya.

Hajatan kali ini diikuti 725 orang yang terdiri atas peserta berkostum SBC, prajurit, penari, serta peserta tamu dari Kalimantan Timur. Juga pemusik dan penggembira. Setelah berpentas di Stadion R. Maladi Sriwedari, mereka juga berpawai menyusuri Jalan Slamet Riyadi hingga panggung kehormatan di Jalan Jenderal Sudirman.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengaku terkesan akan penyelenggaraan SBC sejak yang pertama pada 2008 hingga tahun ini. “Tiap tahun saya datang. Dan makin lama makin bagus,” ucapnya.

Dia berharap suatu saat nanti SBC bisa menyamai karnaval Rio di Brasil. Dia menilai SBC punya potensi untuk mendunia, sebab memiliki batik sebagai harta karun. “Batik harus diapresiasi. Salah satu caranya dengan dibuat hidup dan disesuaikan dengan masa kini,” katanya.

Dia menilai penyelenggaraan karnaval batik membuat batik semakin dikenal. Batik tidak hanya dikenal sebagai kain indah, tapi ada makna filosofinya. “Sekarang sudah ada 23 kota yang mengadakan karnaval. Bisa jadi nantinya kita menjadi negara dengan banyak karnaval,” ucapnya.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

2 hari lalu

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

Tema Animal Movements pada Solo Menari 2024 berelasi dengan Solo Safari dan Taman Sriwedari yang mewakili Kota Solo di masa kini dan masa lalu.

Baca Selengkapnya

Gibran Undang Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Objek Wisata di Solo Juni Mendatang

3 hari lalu

Gibran Undang Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Objek Wisata di Solo Juni Mendatang

Dalam pertemuan dengan Ma'ruf Amin, Gibran menyampaikan meminta wapres meresmikan tempat wisata di Solo pada Juni mendatang.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

4 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

8 hari lalu

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

Harga bawang merah untuk pembelian secara eceran bahkan mencapai Rp 80 ribu per kg.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Periode Libur Lebaran: 5 Rekomendasi Makanan Khas Kota Solo

11 hari lalu

Periode Libur Lebaran: 5 Rekomendasi Makanan Khas Kota Solo

Kota Solo menjadi surga kuliner bagi pengunjung yang tengah berlibur di kota ini, termasuk libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

7 Hotel Dekat dari Stasiun Solo Balapan yang Harganya Terjangkau

33 hari lalu

7 Hotel Dekat dari Stasiun Solo Balapan yang Harganya Terjangkau

Jika Anda pergi ke Solo, ada beberapa pilihan hotel dekat dari Stasiun Solo Balapan yang harganya terjangkau dan fasilitas lengkap.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya