El Nino Memicu Kebakaran Lahan Gambut  

Reporter

Minggu, 22 Juni 2014 14:15 WIB

Sisa rumah warga yang terbakar dalam kebakaran hutan gambut di desa Mamugo, Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau, (30/6). 17 rumah dan ratusan hektar milik warga hangus di tempat ini. warga menampik tuduhan bahwa mereka membakar hutan tersebut. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jambi - El Nino mengakibatkan kemarau panjang dan mengurangi stok air. Walhasil, terjadi kekeringan yang memicu kebakaran lahan gambut, terutama di Jambi dan Riau.

Manajer Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (Warsi) Rudi Syaf mengatakan para ahli memprediksi kemarau panjang akan terjadi dari Juli hingga November. Kerugian akibat kebakaran gambut pada musim ini diperkirakan lebih besar dibanding pada awal tahun ini di Riau.

"Lima minggu saja kemarau, gambut akan terbakar," ujar Rudi di hadapan peserta Uji Kompetensi Jurnalis yang diadakan Aliansi Jurnalis Independen di Balai Diklat Jambi, Sabtu, 21 Juni 2014. (Baca juga: Kebakaran di Riau, BNPB Pusat Enggan Turun Tangan)

El Nino merupakan gejala gangguan iklim yang disebabkan oleh pemanasan air laut di Samudra Pasifik. Gangguan ini mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan.

Menurut Rudi, ada dua cara untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran. Pertama, dengan memblokade kanal lahan gambut untuk menjaga kedalaman air. Cara ini bisa menghindarkan kebakaran gambut dan menghambat proses emisi karbon berlebihan.

"Seharusnya lahan gambut dengan kedalaman tiga meter harus dilindungi," ujarnya.

Kedua, mekanisasi pertanian agar tidak pola tebang-bakar tidak digunakan untuk membuka lahan. "Satu unit alat berat saja untuk satu kecamatan bisa membantu untuk mekanisasi," ujarnya.

Menurut Rudi, hal-hal tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan. Namun pemerintah juga harus menekan perusahaan untuk melakukan hal tersebut.

Saat ini, luas lahan gambut di Riau mencapai 2,5 juta hektare. Sedangkan di Jambi 676.341 hektare, yang tersebar di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur.

Pada 1997, El Nino menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang sangat besar. Kerugian mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat. Kabut asap akibat kebakaran pun melanda beberapa negara tetangga, seperti Singapura.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan satelit Terra dan Aqua memantau 250 titik panas (hotspot) di Riau. Ini diperkirakan disebabkan oleh kemarau yang memicu kekeringan.

ANDRI EL FARUQI




Berita Lain
Jokowi Siapkan Pertanyaan Khusus untuk Prabowo
Perjalanan Spiritual ke Mekah, Ki Joko Bodo Tobat
Hasil Audit BPK, Kado Ulang Tahun buat Jokowi

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

8 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

16 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

41 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

44 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

46 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

46 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

46 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

47 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

51 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

58 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya