TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Teguh Juwarno mengatakan partainya akan menjadikan momentum pemilihan presiden 9 Juli mendatang untuk mengangkat derajat partai. “Pemilihan presiden akan menjadi momentum PAN untuk bergerak dari partai menengah menjadi partai besar,” kata Teguh di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 18 Juni 2014.
Menurut Teguh, terpilihnya Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto akan berdampak positif pada PAN. Momen pilpres mendorong kader di daerah untuk lebih semangat bekerja membesarkan PAN.
PAN terakhir kali menyorongkan kader pada pemilihan presiden 2004, saat mengusung Amin Rais sebagai calon presiden berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo.
Harapan untuk menjadi partai besar ini, menurut Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy, sangat mungkin terwujud. Tjatur mengklaim saat ini tren dukungan terhadap PAN terus meningkat. Pemilih PAN saat ini tak hanya tersebar di perkotaan, tapi juga di pedesaan. “Yang milih kami pasti bakalan bertambah.”
Meski begitu, Tjatur mengatakan partainya akan berfokus memenangkan Prabowo-Hatta. Ia yakin, bila Prabowo-Hatta menang, partainya akan turut berperan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. “Semakin baik tingkat pendidikan masyarakat, pemilih PAN akan semakin banyak."
Peneliti politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, menilai harapan PAN menjadi besar sulit diwujudkan. Sebab, momentum pemilihan presiden tak akan berpengaruh signifikan pada PAN. “Keikutsertaan sebagai kontestan tak mesti berkorelasi dengan besar-tidaknya partai.”
Djayadi menuturkan saat ini PAN belum memiliki modal cukup untuk menjadi partai besar. Untuk menjadi besar, setidaknya partai harus ditopang basis massa dan tokoh partai yang kuat. Dia menilai sosok Hatta belum mendapat persepsi positif dari masyarakat luas. Sejak hampir sepuluh tahun memimpin PAN, Hatta dianggap belum mampu mendongkrak elektabilitas partainya secara signifikan.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, meski menang pada pemilihan presiden mendatang, PAN tetap sulit menjadi partai besar. Bila menang, partai yang paling mendapatkan keuntungan elektoral adalah Gerindra. “Yang diuntungkan adalah partai asal presiden terpilih, bukan partai wakil presiden.”
Dia mencontohkan, meski Jusuf Kalla terpilih sebagai wakil presiden pada Pemilu 2004, suara Golkar pimpinan Kalla pada Pemilu 2009 tak turut terdongkrak. Pertumbuhan elektabilitas justru dirasakan Demokrat. Menurut Yunarto, PAN baru bisa memanfaatkan momentum pilpres untuk menjadi partai besar bila mengusung sendiri kadernya menjadi calon presiden.
IRA GUSLINA SUFA I WAYAN AGUS PURNOMO I SINGGIH SUARES I GANGSAR PARIKESI
Berita lain:
Komnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek
Dolly Ditutup, Ini Kisah Masa Kecil Warga Sekitar
JK: Istana Harus Pecat Pengelola Tabloid Obor
Kecelakaan Subang, 7 Siswa SMA Cengkareng Tewas
Ahok: Masyarakat Jakarta Tak Mau Dipimpin Kafir
Serang Prabowo, Suciwati Bantah Dukung Jokowi
Berita terkait
Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain
1 hari lalu
PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.
Baca SelengkapnyaKecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo
4 hari lalu
Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?
Baca SelengkapnyaMengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi
4 hari lalu
Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.
Baca SelengkapnyaDaftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN
7 hari lalu
Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.
Baca SelengkapnyaMendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol
9 hari lalu
Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.
Baca SelengkapnyaRespons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi
9 hari lalu
Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...
Baca SelengkapnyaRespons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN
9 hari lalu
KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.
Baca SelengkapnyaProfil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
21 hari lalu
Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.
Baca SelengkapnyaHatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres
23 hari lalu
Hatta Rajasa mengklaim suasana Ramadan dan Idulfitri pasca-pilpres 2024 lebih damai ketimbang 2019.
Baca SelengkapnyaBamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik
34 hari lalu
Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.
Baca Selengkapnya