TEMPO.CO, Cilacap - Warga Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap, mendesak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melepas macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang terperangkap di kandang ayam, Selasa, 17 Juni 2014. Tertangkapnya seekor macan itu telah membuat trauma penduduk setempat.
"Tolong jangan dibawa ke tempat lain, lepaskan saja di hutan asalnya," kata Fredyansah, aktivis lingkungan desa setempat, Rabu, 18 Juni 2014. (Baca: Macan Tutul Masuk Kandang Ayam di Cilacap)
Fredy mengatakan masyarakat percaya, jika tak dilepaskan kembali, macan tersebut akan ada serangan balasan dari kelompoknya. Ia menceritakan, sepuluh tahun lalu, seekor macan pernah mati akibat memakan racun yang dipasang untuk menangkap babi hutan.
Setelah kejadian itu, sekelompok macan lainnya meneror warga setempat. Takut terkena serangan macan, penduduk pun mengungsi.
Tak ingin kejadian sepuluh tahun lalu terulang, ia dan warga lainnya meminta Badan Konservasi Sumber Daya Alam untuk melepaskan kembali macan itu di hutan Bukit Pembarisan. "Kami tak ingin ada balas dendam dari macan-macan itu," tuturnya.
Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah Wilayah Konservasi II Cilacap-Pemalang, Rahmat Hidayat, mengatakan macan tersebut teramati dalam kondisi luka parah di bagian kaki dan leher.
"Lukanya cukup parah, sudah agak membusuk," ujarnya. (Baca: Macan Tutul Langka Terluka di Cilacap)
Ia mengatakan macan mulai dievakuasi pukul 18.00-21.00 WIB tadi malam. Tak ada perlawanan berarti dari sang macan akibat luka yang dideritanya.
Macan mengalami luka di kaki depan dan belakang serta lehernya. Rahmat menuturkan luka tersebut diperkirakan karena terkena jerat. Setelah berhasil lepas dari jerat, macan itu terperangkap dalam kandang ayam.
Berdasarkan pengamatan, macan tersebut masih bocah atau anakan. Tubuhnya memiliki panjang 70 sentimeter dengan berat badan 30 kilogram.
Macan mengalami luka dengan lebar 3 sentimeter. Panjang luka 6 sentimeter di bahu kaki kanan depan dan bahu kaki kanan belakang. "Butuh proses pemulihan," katanya.
Eksekutif Officer Harimau Kita, Hariyawan Wahyudi, mengatakan di kawasan Bukit Pembarisan yang berbatasan dengan Kuningan dan Ciamis itu sedikitnya ada 15 macan tutul. Jumlah itu merupakan pendataan tahun 2005 oleh Peduli Karnivora Jawa.
ARIS ANDRIANTO
Berita Lain
KPK Segel Ruangan Menteri PDT Sejak Senin Malam
Kantornya Disegel, Menteri PKB Dibidik KPK?
Wanita Ini Jual Jasa Prostitusi di Perpustakaan
Berita terkait
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?
9 hari lalu
Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?
Baca SelengkapnyaKonflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove
24 hari lalu
Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.
Baca SelengkapnyaGerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung
35 hari lalu
Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.
Baca SelengkapnyaTeralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung
37 hari lalu
Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.
Baca SelengkapnyaPenyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar
41 hari lalu
Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.
Baca SelengkapnyaLebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar
42 hari lalu
Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.
Baca SelengkapnyaHarimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim
43 hari lalu
BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.
Baca SelengkapnyaMengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah
53 hari lalu
Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?
Baca SelengkapnyaEmpat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi
5 Maret 2024
BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.
Baca SelengkapnyaKonflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah
4 Maret 2024
BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.
Baca Selengkapnya