Imparsial Desak Prabowo Dibawa ke Peradilan HAM  

Reporter

Editor

Febriyan

Kamis, 12 Juni 2014 20:00 WIB

Buku berjudul "Prabowo Titisan Soeharto" karya Femi Adi Soempeno, Jakarta (15 Mei 2009). TEMPO/ Tri Handiyatno

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Program Imparsial Al Araf mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar peradilan hak asasi manusia ad hoc. Surat Keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang merekomendasikan pemecatan Prabowo Subianto, menurut dia, bisa dijadikan bukti kuat. "DKP ini bukti untuk membawa Prabowo dalam peradilan HAM," ujarnya di Kafe Pisa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Juni 2014.

Surat rekomendasi DKP bernomor KEP/03/VIII/1987/DKP tersebar luas di masyarakat. Surat ini adalah hasil sidang DKP terhadap Prabowo yang saat itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Dalam surat itu disebutkan secara gamblang bahwa Prabowo terlibat dalam penculikan aktivis pada 1997-1998.

Menurut dia, surat rekomendasi ini bisa melengkapi executive summary yang pernah dibuat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia soal penculikan aktivis tersebut. Isi executive summary itu, “Meminta pertanggungjawaban dari komandan yang memerintahkan penculikan aktivis pro-demokrasi,” tuturnya.

Dua alat bukti itu (penyelidikan Komnas HAM dan DKP) sudah bisa digunakan untuk mengadili Prabowo di peradilan HAM ad hoc. "Yang diperlukan hanya political will dari pemerintah," katanya.

GANGSAR PARIKESIT




Berita Terpopuler :
Ini Raeni, Anak Tukang Becak Peraih Beasiswa ke Inggris
Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro APBNP
Krisdayanti: Jokowi Harus Perhatikan Perempuan
Ada Gunung Bertuah, Bandara Kulon Progo Ditolak
Dua Panitia Pemilu Kepergok Nonton Film Porno







Advertising
Advertising

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

11 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

35 hari lalu

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

Warga Papua yang diduga anggota TPNPB-OPM itu bernama Definus Kogoya. Kejadian penganiayaan dilakukan di wilayah Kabupaten Puncak.

Baca Selengkapnya

Kecam Warga Papua Dianiaya TNI, Imparsial: Bukti Pendekatan Keamanan Tak Hormati HAM

35 hari lalu

Kecam Warga Papua Dianiaya TNI, Imparsial: Bukti Pendekatan Keamanan Tak Hormati HAM

Kekerasan di Tanah Papua, selalu berulang karena pemerintah masih menggunakan pendekatan keamanan dalam menangani konflik.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

38 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Reaksi Ma'ruf Amin hingga Imparsial Soal TNI-Polri Isi Jabatan ASN

42 hari lalu

Reaksi Ma'ruf Amin hingga Imparsial Soal TNI-Polri Isi Jabatan ASN

Imparsial menilai penempatan TNI-Polri di jabatan ASN akan mengancam demokrasi karena melegalisasi kembalinya dwifungsi ABRI.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

43 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

Imparsial Kritik Rencana Pengesahan PP Manajemen ASN: Melegalisasi Dwifungsi ABRI, Mengancam Demokrasi

43 hari lalu

Imparsial Kritik Rencana Pengesahan PP Manajemen ASN: Melegalisasi Dwifungsi ABRI, Mengancam Demokrasi

Peraturan Pemerintah itu juga membahas jabatan ASN yang bisa diisi oleh prajurit TNI dan personel Polri, dan sebaliknya.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

44 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

49 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya