TEMPO Interaktif, Ciamis: Ribuan masyarakat petani yang tergabung dalam Serikat Petani Pasundan (SPP) dengan menggunakan puluhan truk mendatangi kantor DPRD Ciamis, Selasa (22/03). Kedatangan mereka terkait dengan kasus sengketa tanah antara masyarakat dengan Perhutani yang tidak kunjung selesai. Ribuan masyarakat baik orang tua, anak-anak maupun pelajar mendatangi gedung dewan untuk meminta pemerintah Ciamis segera menyelesaikan sengketa tanah. Dalam orasinya mereka menganggap tidak ada keseriusan pemerintah untuk menyelesaikan sengketa tanah tersebut. Bahkan tim terpadu yang sudah dibentuk belum juga memberikan laporan hasil kerjanya. "Kami datang bukan untuk menghujat atau mencaci aparat pemerintah tapi untuk memeberikan kesaksian dan fakta serta aspirasi masyarakat. Kedatangan kami ini untuk dijadikan bahan refleksi dan diperjuangkan semaksimal mungkin," tegas demonstran dengan menggunakan pengeras suara yang langsung dsambut tepuk tangan peserta demonstran.Kedatangan mereka disambut ketua komisi I Ganjar beserta anggotanya serta Asda I Dede Lukman serta Administratur Sabam Sidik dari Perhutani. Dalam dialaog tersebut para demonstran melalui juru bicaranya menganggap tidak ada keseriusan dari pemerintah dalam menyelesaikan persoalan tanah. Agustiana Sekjen SPP megatakan ketidakseriusan pemerintah daerah terlihat dari telah terbentuknya tim terpadu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Bahkan sampai sekarang tim terpadu tidak mampu melaporkan hasilnya kepada masyarakat, tegas Agustiana. Untuk itu perlu segera dibentuk tim penyelesaian sengketa tanah dari unsur pemerintah dan melibatkan masyarakat. Namun untuk pelaksanaannya perlu adanya kontrol yang ketat dari legislatif dan eksekutif dan secara periodic dilaporkan hasilnya, lanjut Agustiana.Ketua komisi I, Ganjar mengatakan akan segera melakukan klarifikasi dengan pihak Perhutani dan meminta kepada pemerintah daerah segera membentuk tim terpadu. Hal ini untuk mengintensifkan penyelesaian sengketa tanah. Sementara itu Ganjar menjanjikan akan mengundang eksekutif, Perhutani dan perwakilan SPP untuk merundingkan kembali jalan terbaik untuk penyelesaian sengketa tanah pada hari Kamis (24/03), lanjut Ganjar.Sementara itu Sabam Sidik, perwakilan Perhutani menegaskan pihaknya tidak ada usaha untuk mengadu domba antara SPP dengan para santri. Hal ini terkait dengan isu bahwa Perhutani telah menggalang para santri untuk menghadapi para petani. "Kami dalam penyelesaian sengketa tanah maupun sosialisasi program dari Perhutani selalu menempauh cara persuasi dan negosiasi seperti program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM)," tegasnya. Rambat Eko-Tempo