TEMPO.CO, Semarang - Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencatat bahwa harga telur ayam di Jawa Tengah sejak Mei mencapai Rp 18 ribu per kilogram. Artinya, terjadi kenaikan hingga Rp 4.000 per kilogram dari bulan sebelumnya yang seharga Rp 14 ribu per kilogram.
"Kenaikan itu sudah terjadi sejak dua pekan lalu, dan ini menimbulkan inflasi," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Jam Jam Zamachsyari di Semarang, Selasa, 3 Juni 2014.
Jam menjelaskan kenaikan harga sejak bulan Mei itu menimbulkan inflasi hingga 0,24 persen. Kondisi itu juga membuat indeks harga konsumen (IHK) naik hingga 111,45, atau lebih tinggi dibandingkan IHK April sebesar 111,19.
"Itu akibat kenaikan sejumlah komoditas kebutuhan pokok," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Petrus Edison Ambarura mengakui kenaikan harga sejumlah kebutuhan rumah tangga terjadi sejak dua pekan terakhir ini. Namun pemerintah daerah sudah mempersiapkan langkah antisipasi untuk menghindari beban masyarakat.
"Di antaranya dengan memperlancar distribusi barang. Jika kenaikan harga melebihi batas hingga 10 persen, kami akan melakukan operasi pasar," kata Edison.
Ia tak memungkiri upaya menekan inflasi bisa dilakukan dengan cara mengimpor sejumlah barang kebutuhan rumah tangga untuk menekan harga pasar. "Tapi saat ini stok pangan di Jateng menjelang Ramadan serta Lebaran masih cukup," katanya.
Menurut Edison, sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang perlu didatangkan menjelang Ramadan serta Lebaran meliputi beras, gula, minyak goreng, serta kedelai. Pemerintah Jawa Tengah, kata dia, terus melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi untuk mengontrol stok bahan-bahan pangan.
"Ini melibatkan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Dinas Perikanan," katanya.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
9 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.