Diduga Sinusitis, Seekor Komodo Mati di KBS  

Reporter

Senin, 2 Juni 2014 14:31 WIB

Komodo (Varanus komodoensis). ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya - Kebun Binatang Surabaya kembali kehilangan seekor komodo. Direktur Operasional dan Umum Perusahaan Daerah Kebun Binatang Surabaya drh Liang Kaspe membenarkan kematian satwa dilindungi tersebut.

"Komodo tadi pagi ditemukan keeper saat bersihkan sekitar pukul 07.30 WIB," kata Liang kepada wartawan, Senin, 2 Juni 2014. (Baca juga: Tingkat Stres Satwa di Kebun Binatang Tinggi)

Komodo yang ditemukan mati itu berkelamin jantan berusia 4 tahun. Dari mikrocip yang terpasang pada tubuhnya diketahui bahwa komodo itu hasil penetasan pada 2010 lalu. Bangkai komodo langsung dibawa ke ruang otopsi.

Dugaan sementara, komodo mengalami sinusitis. Hal ini terlihat dari adanya kemerahan pada rongga pernapasan. "Kemungkinan ada gangguan di situ," kata Liang.

Menurut Liang, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi pada organ komodo. Ada sisa makanan pada lambungnya dan saluran usus juga terlihat baik. Hatinya pun normal. Sedangkan paru-paru sulit diketahui karena posisinya menempel pada daging muskulus yang sistemnya berbeda dengan satwa lain. Meski demikian, Liang melihat ada gangguan sedikit pada paru-paru.

Untuk mengetahui penyebab pasti kematian komodo, beberapa bagian korban telah dikirim ke patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Sedangkan darah dan cairan lambung diserahkan kepada forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur guna mengetahui kemungkinan diracun. Kendati begitu, kata Liang, kemungkinan diracun sangat kecil, kurang dari 5 persen.

Kalaupun terkena racun, kemungkinan disebabkan oleh tikus. "Mungkin tikus diracun oleh warga kemudian masuk (area komodo) dan dimakan," ujarnya.

Saat ini 73 ekor komodo masih tersisa di Kebun Binatang Surabaya. Tahun ini sudah dua ekor komodo yang mati. Namun 17 ekor anak komodo baru menetas beberapa hari lalu.

Liang meminta agar kematian komodo ini tidak dikaitkan dengan konflik KBS. Menurut dia, komodo mati muda merupakan hal yang wajar. "Anak balita pun bisa mati muda," katanya. (Baca juga: Rusa Timor Kebun Bintang Surabaya Mati karena Berkelahi)

AGITA SUKMA LISTYANTI




Berita Lain
Warga Sleman Bubarkan Ibadah Umat Kristen
Sultan Didesak Agar Tegas Selesaikan Intoleransi di DIY
3 Hal Tak Bisa Dilakukan Ahok sebagai Plt Gubernur
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Kebun Binatang Surabaya Buka Lagi

27 Juli 2020

Hari Ini Kebun Binatang Surabaya Buka Lagi

Pengunjung Kebun Binatang Surabaya yang memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius akan diminta menuju ruang pelayanan kesehatan

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Surabaya Buka awal Juli 2020, Cuma 3 Jam

26 Juni 2020

Kebun Binatang Surabaya Buka awal Juli 2020, Cuma 3 Jam

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini masih mematangkan prosedur protokol kesehatan di Kebun Binatang Surabaya.

Baca Selengkapnya

Risma Beri Nama Bayi Gajah Kebun Binatang Surabaya Dumbo

31 Juli 2019

Risma Beri Nama Bayi Gajah Kebun Binatang Surabaya Dumbo

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memberi nama Dumbo pada bayi gajah Sumatera yang lahir di Kebun Binatang Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya