TEMPO Interaktif, Jakarta: Badan Urusan Logistik (Bulog) mengalokasikan 46.000 ton beras bagi sepuluh kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang kekeringan terparah. Dari alokasi tersebut, 36.000 ton beras sudah di gudang Depot Logsitik (Dolok) NTT dan 10.000 ton lainnya dalam perjalanan dari Jawa Timur ke Kupang. Departemen Pertanian mengupayakan tambahan 1.000 ton beras bantuan World Food Program (WFP). Sedangkan Departemen Sosial sejak Selasa (15/3) mulai mendistribusikan bantuan 100 ton beras gratis yang diambil dari stok penyangga.Direktur Utama Bulog, Wijanarko Puspoyo di Kupang, Rabu (16/3) mengatakan, pemerintah secara nasional mengalokasikan 145.000 ton beras untuk menanggulangi masalah bencana alam. "Khusus NTT, bantuan sementara sebanyak 46.000 ton dan akan ditambahkan jika kondisi semakin kritis," kata Wijanarko.Saat ini, lanjutnya, pemerintah dan Bulog masih mengecek kebutuhan berad di kabupaten-kabupaten rawan pangan. "Saya ke NTT melihat langsung apakah benar pemberitaan di media massa bahwa terjadi rawan pangan," katanya.Kepala Pusat Kewaspadaan Pangan Departemen Pertanian Sobar Wiganda yang dihubungi terpisah mengatakan, Departemen Pertanian akan mengupayakan proyek padat karya bagi warga di 12 kabupaten yang kekeringan dan terancam rawan pangan. "Proyek padat karya yang akan dilakukan yakni perbaikan saluran irigasi dan proyek pertanian lainnya dengan melibatkan warga," katanya.Sementara itu, data yang diperoleh dari Satuan Koordinasi Lapangan Penanggulangan Bencana dan Penanganan pengungsi NTT menyebutkan, terdapat enam kabupaten yang masuk dalam kondisi rawan. Jems de Fortuna