5 Anggota DPR Ajukan Judicial Review Kenaikan BBM

Reporter

Editor

Selasa, 15 Maret 2005 18:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Lima anggota DPR dari Fraksi PAN mengajukan judicial review Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 2005 tentang Kenaikan harga BBM ke Mahkamah Agung, Selasa (15/3). Kedatangan Alvin Lie, Djoko Susilo, Tjatur Sapto Edy, Drajad Hari Wibowo, dan Arbab Paproeka diterima Abdul Manan, Kasubdit Kasasi dan PKTUN Mahkamah Agung. Mereka menilai kenaikan BBM memberi dampak yang luas pada masyarakat. Meskipun ada kompensasi subsidi BBM, tetapi pemerintah tidak transparan dalam pengaturannya dan masyarakat belum mendapat kejelasan tentang pos dan aliran kompensasi subsidi tersebut. Mereka juga menilai beban keuangan negara tidak hanya untuk BBM. Karena ada subsidi untuk bunga rekap obligasi yang jelas hanya menguntungkan pengemplang utang negara. Pemerintah juga dinilai telah melakukan penyimpangan UU No 17 tahun 2004 tentang Keuangan Negara khususnya pasal 17 terutama yang berkaitan dengan asumsi-asumsi dasar yang telah disepakati dalam struktur anggaran. "Kenaikan BBM ini faktanya sangat merugikan masyarakat secara luas karena 36 juta jiwa masyarakat Indonesia berada di bawah garis kemiskinan,"kata Tjatur saat ditemui Tempo.Permohonan judicial review ini belum bisa diproses karena kelengkapan bukti-buktinya belum disertakan oleh pemohonan. Menurut Manan, permohonan ini punya waktu 180 hari setelah Peraturan Pemerintah tentang kenaikan BBM diberlakukan. Setelah tenggang waktu itu, permohonan judicial review ini tidak punya kekuatan untuk diproses. "Mereka akan menyerahkan kelengkapan bukti secepat mungkin, setelah itu akan diproses oleh MA dan majelis yang akan memutuskan," kata Manan.Anton Aprianto-Tempo

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

9 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

13 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya