TEMPO.CO, Surabaya - Gunung Merapi yang dinaikkan statusnya dari normal ke waspada pada 29 April 2014, kini dievaluasi. Pada Jumat, 23 Mei 2014, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menurunkan statusnya kembali menjadi normal.
Sebab, aktivitas kegempaan cenderung menurun. Sedangkan dari sisi data deformasinya (penggembungan) tidak tampak adanya inflasinya. "Dari aktivitas kegempaannya sudah relatif menurun dari semua jenis kegempaan," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandriyo, Jumat, 23 Mei 2014.
Saat dinaikkan menjadi waspada, Merapi memang sering mengeluarkan suara dentuman dan gemuruh. Namun, dalam beberapa. Hari ini suara gemuruh yang bisa didengar dari radius delapan kilometer sudah tidak terdengar lagi.
"Disimpulkan aktivitas Merapi sudah menuju kondisi normal," kata dia. Subandriyo menyatakan pertimbangan untuk menurunkan status dari level II ke I ini, memang karena aktivitas Merapi yang semakin menurun, tidak ada pertimbangan lainnya.
Pertimbangan yang utama, aktivitas gunung itu tidak ada arah ke erupsi. Sehingga penurunan status Merapi menjadi normal lagi karena tidak ada aktivitas yang mengarah ke erupsi magmatis.
Ia menyatakan pihaknya terus mengamati dan meneliti gunung itu. Termasuk adanya gas vulkanik yang sering dikeluarkan oleh Merapi. Memang aktivitas gunung api itu fluktuatif. "Tetapi akhir-akhir ini aktivitasnya jauh dari kemungkinan ada erupsi," kata
Subandriyo.
Imbauan kepada masyarakat, meskipun statusnya diturunkan ke normal, tetap saja harus hati-hati jika beraktivitas di sekitar gunung. Sebab, pasca-2010 masih sering terjadi letusan minor (kecil).
Kadang, kata dia, saat hujan dengan intensitas tinggi terjadi letusan freatik. Karena ada penumpukan air di puncak gunung yang memunculkan asap yang cenderung banyak mengandung air.
"Yang waspada masyarakat meskipun status Merapi normal," kata Subandriyo. "Itu karakter Merapi pasacaerupsi 2010, ada letusan minor yang tanda-tandanya tidak begitu jelas," ia menambahkan.
Untuk pendakian, kata Subandriyo, hanya diperbolehkan sampai Pasar Bubar saja atau satu kilometer dari puncak. Tidak boleh sampai ke puncak Merapi. Itu untuk mengantisipasi adanya letusan minor yang kadang terjadi.
Lasiman Pecut, salah satu petugas pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang, menyatakan setelah laporan kegempaan dilaporkan, BPPTK memutuskan untuk menurunkan levelnya dari waspada ke normal.
"Petugas selalu melaporkan kegiatan aktivitas Merapi," kata dia.
Dari data kegempaan dari 18-23 Mei 2014 hanya tercatat 32 kali gempa guguran, 4 kali gempa multiphase, 10 kali gempa tektonik, dan 2 kali gempa tele. Sedangkan gempa vulkanik, gempa low high frequency, awan panas, dan gempa tremor tidak tercatat sama sekali.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler:
KPK Incar Suryadharma Ali Sejak Januari Lalu
Jadi Menteri Agama, Kekayaan Suryadharma Melonjak
Jessica Hamil, Melaney Ricardo Ucapkan Selamat
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
14 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaLibur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan
21 hari lalu
Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.
Baca SelengkapnyaPasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran
36 hari lalu
Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaBanyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps
37 hari lalu
Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.
Baca SelengkapnyaAwan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini
46 hari lalu
Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan
4 Maret 2024
Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas
4 Maret 2024
Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.
Baca SelengkapnyaLibur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman
2 Maret 2024
Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.
Baca SelengkapnyaSambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang
24 Februari 2024
PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Baca SelengkapnyaYogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya
20 Februari 2024
Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.
Baca Selengkapnya