Biaya Air Penduduk Semarang Rp 10 Miliar per Hari  

Reporter

Rabu, 14 Mei 2014 05:51 WIB

Seorang petugas PT KAI melintasi genangan air yang membanjiri ruang tunggu Stasiun Tawang Semarang, Jawa Tengah, (23/2). Perjalanan puluhan kereta dari Barat ataupun Timur tertunda akibat banjir tersebut. ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Semarang - Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah Arif Jayin menyatakan biaya kebutuhan air bersih masyarakat Kota Semarang mencapai Rp 10 miliar per hari. Hitungan ekonomis kebutuhan air itu dinilai mahal saat pemerintah Kota Semarang tak mampu menyediakan air bersih secara merata.

"Itu rata-rata pembelian air bersih masyarakat Kota Semarang yang jumlahnya lebih dari satu juta orang," kata Arif Jayin ketika memberikan pelatihan masyarakat aliran sungai di Kota Semarang, Selasa, 13 Mei 2014. (Baca: Warga Semarang Minim Layanan Sanitasi dan Air)

Setiap hari masyarakat Kota Semarang menganggarkan hingga Rp 7 ribu untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan layak minum. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Semarang yang mencapai 1,3 juta jiwa, maka biaya yang diperlukan mencapai Rp 9,1 miliar. "Itu belum dihitung dengan pembelian air kemasan untuk konsumsi langsung," kata Arif menambahkan.

Tingginya kebutuhan air bersih di Kota Semarang itu dinilai ironis, apa lagi saat ini banyak pemenuhan kebutuhan air bersih dengan cara mengambil air bawah tanah. Akibatnya, struktur tanah di Kota Semarang kian menurun. Air sungai masih dibiarkan tercemar tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan kehidupan. (Baca: Siap-siap, Air Bersih Bakal Langka di Indonesia)

Walhi menilai tingginya biaya kebutuhan air masyarakat Kota Semarang itu tak imbang dengan ancaman bencana di Kota Semarang akibat daerah aliran sungai. Ia mencatat 95 persen bencana yang ada di Kota Semarang terjadi akibat salah urus pengelolaan daerah aliran sungai.

Menurut Arif, air sungai di Kanal Banjir Barat Kota Semarang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan, meski perlu waktu lama untuk merealisasikan gagasan itu. "Caranya membangun kesadaran masyarakat di daerah aliran sungai membangun kesadaran terhadap lingkungan bersih dan sehat," katanya. (Baca: Nestle: Pasokan Air Bersih Turun 35 Persen)

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang, Etty Laksmiwati, mengatakan saat ini pelayanan pemenuhan air bersih baru mencapai 58,80 persen atau 146.364 pelanggan. Menurut Etty, kondisi geografis Semarang yang berbukit-bukit mempersulit pemasangan jaringan pipa di daerah tinggi. "Sehingga sebagian masyarakat lokasinya di daerah tinggi belum bisa terlayani," kata Etty.

Cakupan pelayananan air PDAM di Kota Semarang masih rendah. Dia menargetkan tahun 2015 mampu melayani 63,53 persen pelanggan.

PDAM Tirta Moedal juga menghadapi kendala lain, yaitu tingkat kehilangan air PDAM yang mencapai 49 persen. "Itu karena faktor umum termasuk pencurian," katanya.

Etty menjamin akan menambah layanan jaringan air, ketika Waduk Jati Barang resmi beroperasi. Namun langkah itu memerlukan kerja sama dengan investor untuk mengolah air waduk yang masih dalam proses pengisian air itu.

EDI FAISOL

Terpopuler
:
Nabrak di Bundaran HI, Pengemudi BMW Tantang Polisi
Tepis Fitnah Sara, Kiai NU Kampanye untuk Jokowi
Ini Skuad Resmi Inggris
Bank Mandiri Bantah Ada Pembobolan ATM
Hari ini, SBY Bertemu Prabowo dan Jokowi di Istana

Berita terkait

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

40 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

50 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

28 November 2023

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

PT Astra Agro Lestari dikritik oleh kelompok lingkungan hidup WALHI.

Baca Selengkapnya

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

9 Oktober 2023

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memberikan tanggapan kritis terhadap proyek Rempang Eco City dan konflik di Seruyan.

Baca Selengkapnya

Penanganan Kebakaran TPA Sampah Sarimukti Lambat, Walhi Jabar Pertanyakan SOP

25 Agustus 2023

Penanganan Kebakaran TPA Sampah Sarimukti Lambat, Walhi Jabar Pertanyakan SOP

Walhi Jawa Barat menilai penanganan kebakaran di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di Sarimukti Kabupaten Bandung Barat lambat.

Baca Selengkapnya

Kata Walhi dan Greenpeace saat Diajak KKP Gabung Jadi Tim Kajian Ekspor Pasir Laut

2 Juni 2023

Kata Walhi dan Greenpeace saat Diajak KKP Gabung Jadi Tim Kajian Ekspor Pasir Laut

Walhi dan Greenpeace buka suara soal ajakan KKP gabung jadi tim kajian ekspor pasir laut. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya

Walhi Desak Pemerintah Cabut Izin Perusahaan Surya Darmadi

24 Februari 2023

Walhi Desak Pemerintah Cabut Izin Perusahaan Surya Darmadi

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) meminta Kementerian ATR/BPN mengevaluasi dan mencabut izin perusahaan Surya Darmadi.

Baca Selengkapnya

Walhi Ajak Pilih Pemimpin Peduli Lingkungan

31 Januari 2023

Walhi Ajak Pilih Pemimpin Peduli Lingkungan

Ekonomi nusantara bisa menjadi solusi untuk menjawab dua krisis besar saat ini yaitu ketimpangan dalam kesejahteraan dan krisis lingkungan.

Baca Selengkapnya