Tersangka kasus dugaan menerima hadiah atau janji dari proyek Hambalang, Anas Urbaningrum sebelum melalukan pencoblosan Pemilihan Legislatif di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Khusus Tahanan KPK, Jakarta (9/4). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum telah menyiapkan sederet pertanyaan untuk mantan koleganya di partai penguasa itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), jika mereka mau bersaksi. "Ada 15 pertanyaan yang sudah kami siapkan sebenarnya," ujar pengacara Anas, Firman Wijaya, di Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu, 7 Mei 2014.
Firman menyatakan tetap ingin SBY dan Ibas jadi saksi. Sebab, kata dia, kesaksian adalah kewajiban, bukan pilihan yang diserahkan kepada individu. "Tapi, kalau (SBY dan Ibas) menolak kesaksian, ya, sudahlah. Kami serahkan kepada penegak hukum. Hukum itu tidak tunduk pada kekuasaan," tuturnya.
Sebelumnya pengacara keluarga Cikeas, Palmer Situmorang, menyatakan kesaksian SBY dan Ibas tak relevan dengan kasus yang disidik KPK. "Bukti tidak relevannya adalah penolakan penyidik KPK memasukkan keterangan Anas dalam berita acara pemeriksaan," ujar Palmer.
Keterangan Anas yang ia maksud ialah tudingan bahwa dana kampanye palsu dalam pemilihan presiden 2009. Komisi antirasuah itu telah menganjurkan Anas melaporkannya ke bagian Pengaduan Masyarakat KPK.
Selain itu, kata Palmer, KPK sudah memiliki bukti tertulis dan keterangan saksi M. Nazaruddin yang membuktikan Anas membeli mobil dengan uang perusahaan milik Nazaruddin. Dengan demikian, SBY dan Ibas tidak perlu menjadi saksi, apalagi saksi yang meringankan seperti keinginan Anas.
Firman Wijaya berkeras kesaksian SBY dan Ibas diperlukan karena mereka tahu persis keterlibatan Anas dalam kasus Hambalang. Menurut dia, SBY pernah memberikan uang Rp 250 juta kepada Anas sebagai tanda terima kasih karena berhasil membantu SBY dalam Pemilihan Umum 2009.
Sebanyak Rp 200 juta dari uang itu, kata Firman, dijadikan uang muka untuk pembelian mobil Toyota Harrier. Adapun Ibas paham betul apa yang terjadi dalam kongres Demokrat karena ia adalah ketua steering committee perhelatan tersebut.
Firman menyatakan kesaksian SBY dan Ibas penting karena ada hubungan antara kasus Hambalang dan pembiayaan kongres Demokrat. Namun ia mengelak saat ditanya apakah itu artinya duit Hambalang mengalir ke kantong Demokrat. "Saya kira dijelaskan saja nanti oleh Pak SBY dan Pak Edhie Baskoro," ucapnya.