Penculikan Aktivis, Prabowo Diminta Tanggung Jawab  

Reporter

Editor

Sugiharto

Selasa, 6 Mei 2014 05:51 WIB

Puluhan aktivis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), melakukan aksi unjuk rasa dan orasi, di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta (14/3). Dalam aksi damai tersebut mereka menolak Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden pada pemilu 2014 yang terlibat kasus HAM dan korupsi juga kerusakan alam. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta: Koalisi Gerakan Melawan Lupa meminta pertanggungjawaban Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto terkait dengan kasus penculikan aktivis. "Prabowo tidak bisa lepas tanggung jawab," ujar Direktur Program Imparsial, Al A'raf, ketika memberikan keterangan pers di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Senin, 5 Mei 2014.

Gerakan Melawan Lupa merupakan organ koalisi sejumlah organisasi masyarakat sipil yang sejak lama menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM. Beberapa di antaranya adalah Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Imparsial, Ikatan Keluarga Korban Orang Hilang Indonesia, dan Aliansi Jurnalis Independen.

Al A'raf menjelaskan, dugaan keterlibatan Prabowo diketahui berdasarkan penjelasan sejumlah korban penculikan. Sebagian di antara mereka, ketika itu mengaku pernah bertemu para aktivis yang status keberadaannya dinyatakan hilang. "Pertemuan itu terjadi di Poskotis, markas Komando Pasukan Khusus, Cijantung. Saat itu Prabowo bertugas sebagai Danjen Kopassus," ujarnya. (Baca: Pro Jokowi Desak SBY Usut Kasus Wiji Thukul)

Sebagai mantan Danjen Kopassus, kata Al A'raf, Prabowo tentu mengetahui persis operasi penculikan yang dilakukan oleh anggota Kopassus yang tergabung dalam Tim Mawar. "Dalam Undang-Undang Pengadilan HAM, komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan oleh pasukan yang berada kendalinya," ujarnya.

Penyelidikan yang dilakukan Komisi Nasional HAM juga menemukan fakta serupa. Namun temuan itu teronggok di meja Kejaksaan Agung lantaran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, enggan menindaklanjuti rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat di tahun 2009, untuk membentuk Pengadilan HAM. "Komitmen SBY patut dipertanyakan," ujarnya.

Kasus penculikan dialami puluhan aktivis prodemokrasi sekitar tahun 1997/1998. Sebanyak 9 orang di antaranya dilepas, setelah disiksa, sementara 13 orang di antaranya hingga kini tak diketahui keberadaannya. Dewan Kehormatan Perwira yang dibentuk Tentara Nasional Indonesia untuk menyelidiki kasus itu berakhir dengan pemecatan Prabowo Subianto. (Baca: Sebagai Aktivis HAM, Gus Solah Tak Dukung Prabowo)

Menurut Al A'raf, DKP bukanlah lembaga peradilan yang tepat untuk menangani kasus tersebut. Sebagai kasus yang bermuatan pelanggaran HAM berat, penyelesaian kasus ini mestinya dilakukan lewat Pengadilan HAM. "Prabowo tak pantas maju sebagai calon presiden jika masih tersandera oleh masalah moral dan hukum," ujarnya.

RIKY FERDIANTO

Berita Populer:

Briptu Eka Menikah, Netizen: #Aku Rapopo
Briptu Eka Menikahi Polisi Anti-Narkotik

Agnez Mo Tampil Seksi dengan Suami Mariah Carey

Rapat Hanura Akan Desak Hary Tanoe Mundur

Berita terkait

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.

Baca Selengkapnya

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

3 Mei 2019

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

Dari data laporan ke KPU, dana kampanye yang digunakan Jokowi - Ma'ruf tercatat lebih banyak 2,8 kali lipat dibandingkan Prabowo - Sandiaga.

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

13 April 2019

Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

Kesiapan merujuk kepada pengalaman sebagian caleg saat pemilu 2014 lalu

Baca Selengkapnya