TEMPO Interaktif, Jakarta:Isu ledakan bom dan teror paska vonis Abu Bakar Baasyir yang berkembang sekarang ini, menurut juru bicara Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI), Fauzan al Anshari hanyalah pengalihan isu agar opini masyarakat berbalik menyudutkan pendukung Baasyir. “Padahal Australia dan AS yang kecewa (dengan vonis itu), kami sendiri tidak kecewa karena sudah memprediksi Ustadz tidak akan bebas,”katanya Ahad (6/3).Menurut Fauzan, Komisaris Federal Polisi Australia, Mc.Mackely, sebelumnya menyatakan akan ada teror dan ledakan bom dari simpatisan Baasyir akibat vonis itu. “Jika ada ledakan berarti itu dari AS dan Australia dan agen-agennya seperti CIA,”ujarnya.Fauzan yakin karena Mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Ryamizard Ryacudu pernah mengatakan ada 60 ribu intel asing dan agennya di Indonesia. Menurut Fauzan, AS kecewa dengan vonis Baasyir karena sudah mengucurkan US$ 657 juta sejak tahun 2002. Dana tersebut menurut John Grisham, kritikus Rand Corporation antara lain sebesar US$ 157 juta untuk reformasi kurikulum pesantren, US$ 130 juta untuk reformasi hukum dan penerbitan UU No.15 tahun 2003 dan UU No.16 tahun 2003 tentang UU tentang Tindak Pidana Terorisme, US$ 60 juta untuk pelatihan teror se-Asia Pasific dan sisanya untuk pengadaan sekolah intelijen di Batam, gedung pusat pelatihan Teror Asia Pasific di Semarang, sarana dan prasarana berupa mobil-mobil dinas dari Polsek hingga Polri serta untuk pengungsi Aceh dan NTT. Selain itu, gedung Detasemen 88 anti teror mendapat bantuan dari Australia sebesar Rp 800 Milyar. “Indonesia belum siap menghindari tekanan AS dan Australia karena dana ini belum cair semuanya. Dengan vonis yang mengecewakan itu, mungkin akan dipersulit,”ujar Fauzan.Badriah
Bamsoet Terima Dominique Plewes, Dukung Peningkatan Kerja sama Indonesia - AS
2 September 2022
Bamsoet Terima Dominique Plewes, Dukung Peningkatan Kerja sama Indonesia - AS
Del Mar Country Club telah memiliki sejarah panjang sebagai tempat berkumpulnya para tokoh bisnis, politik, militer, dan akademis yang berpengaruh di Amerika Serikat.