TEMPO Interaktif, Cirebon: Sebagian besar angkutan kota di Cirebon melakukan aksi mogok menuntut kenaikan tarif.Aksi yang dimulai Senin (28/3) pukul 09.00 Wib setelah mereka mengantar pelajar dan karyawan, dilakukan oleh angkutan elf jurusan Cirebon-Indramayu, Cirebon-Majalengka, Cirebon-Ciledug,serta Cirebon-Kuningan. Sekretaris Organda Kota dan Kabupaten Cirebon, Didik Z Hans, mengatakan pihaknya Organda telah membuat draf SK bersama-sama dengan bagian hukum Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon mengenai kenaikan tarif angkutan kota. "Draft tersebut antara lain kenaikan tarif untuk orang dewasa dan umum sebesar Rp 1.400 dari sebelumnya Rp 1.200 sedangkan untuk anak sekolah dan mahasiswa ditetapkan Rp 700 dari semula Rp 500," tuturnya. Hanya saja, menurut Didik, SK tersebut hingga kini belum ditandatangani oleh kepala daerah masing-masing, sehingga terjadi aksi mogok pengemudi dan pemiliki angkot serta elf.Akibat aksi mogok itu, ribuan pelajar dan pegawai terlantar dan terpaksa pulang dengan berjalan kaki. "Sebenarnya ada becak. Tetapi ongkos naik sampai 3 kali lipat," tutur Tita, pelajar kelas 2 SMU Negeri 2 Cirebon. Ia menuturkan sebenarnya jika naik becak pada hari-hari biasa ongkosnya hanya Rp 2.000, tetapi saat angkot tidak ada tukang becak malah meminta ongkos hingga Rp 6.000. Akhirnya Tita memilih untuk lebih baik naik mobil truk polisi daripada harus membayar ongkos becak semahal itu. "Selain itu saya tidak punya uang sebanyak itu. Uang saya sudah habis untuk bayar buku." Wakapolresta Cirebon, Kompol I Nyoman Lastika menjelaskan pihaknya sudah mengerahkan 2 mobil truk dan mobil-mobil patroli untuk menangkut anak-anak sekolah. "Mobil dinas saya saja sudah 4 kali ini mengangkut anak-anak sekolah, terutama anak-anak SD," tuturnya. Selain itu pihaknya pun telah mengerahkan seluruh kekuatan Polresta Cirebon di beberapa titik-titik rawan di kota Cirebon untuk mengantisipasi kemungkinan adanya tindakan kriminal akibat dampak kenaikan BBM ini. Kenaikan BBM juga memicu aksi unjukrasa 200 mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Pemuda Cirebon. Mereka mendatangani Kantor RRI Regional III Cirebon untuk meminta agar tuntutan mereka segera disiarkan. "Kenaikan BBM ini sangat menyengsarakan rakyat kecil. Karenanya kami meminta agar kenaikan ini dihapuskan oleh pemerintah pusat," tegas Tirto, salah seorang mahasiswa dari Untag Cirebon. Ivansyah-Tempo