Soal 'Maaf', TNI Tuduh TV Singapura Salah Terjemah  

Reporter

Jumat, 18 April 2014 06:15 WIB

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko berpidato saat melepas 175 anggota Satuan Tugas Kontigen Garuda XX-K di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (31/12). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), Mayor Jenderal Fuad Basya, menegaskan Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak pernah meminta maaf ke Singapura soal penamaan Kapal Perang Usman Harun. Menurut dia, berita Channel News Asia, televisi Singapura, yang mewawancarai Moeldoko, keliru dalam menerjemahkan wawancara bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

“Kalau bahasa Indonesia diterjemahkan ke bahasa Inggris jadinya seperti itu. Makanya, kami dari awal nggak mau wawancara dengan bahasa Inggris. Harus bahasa Indonesia,” kata Fuad saat dihubungi, Kamis, 17 April 2014. (Baca: KRI Usman, Moeldoko Bantah Minta Maaf ke Singapura)

Menurut Fuad, dalam wawancara dengan Channel News Asia itu, Moeldoko meminta maaf atas polemik yang terjadi setelah TNI Angkatan Laut menamai kapal perangnya dengan nama Usman Harun, dua pahlawan Indonesia yang dianggap teroris oleh Singapura. Moeldoko, kata Fuad, juga sudah menegaskan bahwa nama itu sudah final dan tak bisa digugat.

“Maafnya Panglima itu adalah bahasa orang Indonesia untuk menolak permintaan Singapura terkait keberatan atas nama Usman Harun. ‘Mohon maaf kami tak bisa dan itu sudah final’. Itu jelas pernyataan Panglima,” kata Fuad. Artikel yang membuat wawancara Moeldoko berjudul " Indonesian Armed Forces Chief Expresses Regret Over Naming of Warship" itu dipublikasikan pada 15 April 2014 lalu.

Pada 15 April 2014, Channel News Asia menurunkan laporan bahwa Moeldoko telah menyatakan penyesalan atas penamaan kapal perang Indonesia dengan nama Usman Harun, prajurit KKO—TNI AL saat itu—yang mengebom McDonald House di Singapura pada 1965 ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia. (Baca: Moeldoko Didesak Jelaskan Kata 'Maaf' ke Singapura)

Kendati dalam laporan itu militer Indonesia disebut tak berniat jahat dan membangkitkan emosi masa lalu Singapura dalam menamai Kapal Usman Harun, “permintaan maaf” Moeldoko langsung mendapat tanggapan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen.

“Saya menyambut permintaan maaf Jenderal Moeldoko sebagai sikap konstruktif untuk meningkatkan hubungan pertahanan bilateral,” kata Ng seperti dikutip dari Channel News Asia.

Pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai Moeldoko harus mengklarifikasi “permintaan maaf”-nya tersebut. Sebab, kata Hikmahanto, Singapura memaknai permintaan maaf Moeldoko sebagai bentuk penyesalan karena telah menamai kapal perang TNI AL dengan nama Usman Harun.

KHAIRUL ANAM

Terpopuler:

Wanita Italia Koma di Bali, Napoli Galang Dana
Belanda Bantu PT PAL Produksi Kapal Perusak Rudal
Kasus Murid TK JIS, Korban Baru Versi Komnas Anak

Berita terkait

Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan

8 Januari 2024

Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan

Saat debat capres, pembelian alutsista Prabowo disorot Ganjar dan Anies Baswedan. Ini prosedur Kemenhan melakukan pengadaan alutsista.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

8 Januari 2024

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.

Baca Selengkapnya

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

6 Januari 2024

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.

Baca Selengkapnya

Anggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

12 Desember 2023

Anggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

Anggran belanja Kemenhan itu naik sekitar 4,25 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya yang hanya 20,75 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

12 Desember 2023

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan

13 November 2023

Guru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan

Guru besar ITS, Agoes Santoso mendorong optimalisasi peran kampus dalam pengembangan alutsista di tengah gempuran teknologi ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak

5 Oktober 2023

Jokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tetapi keuangan negara sangat terbatas.

Baca Selengkapnya

Menghitung Anggaran Belanja Pertahanan dan Alutsista di Masa Menhan Prabowo

24 Agustus 2023

Menghitung Anggaran Belanja Pertahanan dan Alutsista di Masa Menhan Prabowo

Anggaran belanja pertahanan dan alutsista Kemenhan di era Prabowo, mulai Rp109,55 triliun hingga direncanakan Rp135,44 triliun pada 2024.

Baca Selengkapnya

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

27 Juli 2023

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.

Baca Selengkapnya

Sejarah PT Pindad, Pabrik Alutsista yang Awalnya Bukan Berada di Bandung

25 Juli 2023

Sejarah PT Pindad, Pabrik Alutsista yang Awalnya Bukan Berada di Bandung

Sejarah PT Pindad awalnya dipindahkan ke Bandung terkait situasi dunia yang saat itu dipenuhi peperangan.

Baca Selengkapnya