SBY Bantah Gunakan Fasilitas Negara untuk Kampanye  

Reporter

Selasa, 1 April 2014 11:17 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menunjukan simulasi pencoblosan saat menjadi juru kampanye terbuka di Lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat (30/3). Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tujuh kabar yaitu soal Pembangunan jalan wilayah selatan Jawa Barat, Pembangunan rel ganda kereta api, Waduk Jatigede, Bandara Kertajati, Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan Politeknik Subang, 86,4 juta orang sudah bisa mendapatkan jaminan kesehatan, dan Undang-undang Desa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah telah menggunakan anggaran dan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye partai yang dipimpinnya, Partai Demokrat. "Saya sebagai pejabat negara tunduk pada aturan yang berlaku," kata SBY ketika membuka rapat paripurna kabinet di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 1 April 2014.

Menurut SBY, selama masa kampanye pemilihan umum, dia tak pernah menggunakan segala fasilitas yang biasanya digunakan dalam posisinya sebagai presiden, seperti penggunaan terminal di bandar udara, pengamanan oleh TNI dan kepolisian RI, dan fasilitas lainnya. "Supaya tidak ada dugaan yang aneh-aneh dan conflict of interest," ujar SBY.

Menurut SBY, larangan penggunaan fasilitas negara juga berlaku bagi pejabat negara selain dirinya. Pada pemilu 2009 lalu, SBY juga mengatakan mematuhi aturan ihwal larangan penggunaan anggaran dan fasilitas negara untuk berkampanye. "Aturannya sama, ketentuannya sama, dan saya mengindahkan aturan itu," ucap dia. "Itu aturan yang berlaku dan itulah yang saya patuhi."

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas, mengecam pemakaian fasilitas negara dalam kampanye SBY untuk Partai Demokrat. "Itu akibat Presiden aktif di partai politik, apalagi (sebagai) ketua umum," kata Busyro.

Menurut Busyro, karena SBY merangkap jabatan sebagai pemimpin Partai Demokrat, SBY melakukan tindakan tak etis dan sulit membedakan fasilitas negara dan yang bukan fasilitas negara. "Sebagai juru kampanye, presiden dan menteri-menteri membuktikan kurang pekanya (mereka) terhadap problem-problem korupsi," kata Busyro.

PRIHANDOKO

Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya