TEMPO.CO, Yogyakarta - Pihak Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Yogyakarta bungkam soal kasus penganiayaan Kapten Arief, dokter di Skadron Pendidikan 102 Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara Landasan Udara Adisucipto. Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Landasan Udara Adisucipto Mayor Hamdy Londong Allo yang dihubungi melelui telepon selularnya tidak merespons.
Berkali-kali nomor yang sering digunakan untuk informasi ke wartawan dihubungi, tapi tetap tidak ada respons. Begitu juga saat dikirimi pesan singkat melalui telepon selularnya, ia tidak membalas, Selasa malam, 25 Maret 2014. (baca: TNI AU Selidiki Penganiayaan Dokter Tentara Arief )
Saat dikonfirmasi melalui juru bicara Rumah Sakit Umum Pusat TNI Angkatan Udara Hardjolukito, tidak ada jawaban saat ditelepon. Humas rumah sakit itu, Mayor Sus Agung Riyadi, pun tidak menjawab pesan singkat yang dikirim. Justru setelah dikirimi pesan singkat, telepon selulernya dinonaktifkan.
Kapten Arief dikeroyok oleh sembilan perwira Rabu, 12 Maret 2014. Akibat penganiayaan itu, Arief mengalami luka pendarahan di bagian kepala serta luka dalam di lever dan ginjal. Ia pun terbaring di Rumah Sakit Umum Pusat Angkatan Udara Hardjolukito, Yogyakarta. (baca: Dokter Tentara Dikeroyok 9 Perwira TNI AU di Yogya)