Direksi Kebun Binatang Surabaya Pecah  

Reporter

Jumat, 21 Maret 2014 15:33 WIB

Michael, seekor Singa Afrika yang mati tergantung di dalam kandangnya di Kebun Binatang Surabaya, 7 Januari 2014. Dok. PKBSI

TEMPO.CO, Surabaya - Kebun Binatang Surabaya tak kunjung membaik setelah diambil alih Pemerintah Kota Surabaya. Itu terjadi karena manajemen Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, yang ditunjuk Wali Kota Tri Rismaharini, pecah.

Menurut penelusuran Tempo, pangkal perpecahan adalah perbedaan pendapat antara Direktur Utama KBS Ratna Achjuningrum dan Direktur Operasional KBS Liang Kaspe terkait perekrutan manajemen dan karyawan serta pembenahan nutrisi pakan satwa. Meskipun memiliki ruang kerja di KBS, Liang selalu berkantor di Rumah Sakit Hewan KBS.

Kala dikonfirmasi mengenai perpecahan itu, Ratna mengakuinya. Menurut dia, Liang menentang kebijakannya menata sumber daya manusia di KBS, antara lain perekrutan pegawai dengan standar pendidikan tertentu.

Ia mengatakan Liang ingin mengangkat seorang tenaga kebersihan yang bernama Tari untuk menjadi kepala rumah sakit. Namun, Ratna tidak menghendakinya karena Tari hanya lulusan SMA. Menurut undang-undang, kepala rumah sakit harus seorang dokter hewan.

“Tak hanya itu, dia (kepala RS) harus mempunyai sertifikasi sebagai dokter hewan dan telah memperoleh izin praktek, baik di klinik umum maupun pribadi,” kata Ratna kepada Tempo, Kamis, 20 Maret 2014.

Oleh karena itu, Ratna menegaskan siapa pun yang menginstruksikan pengangkatan, seberapa pun hubungan kedekatan antara mereka dan sebaik apa pun kinerja karyawan, bila tidak memenuhi syarat peraturan, maka dia tidak akan menyetujuinya. "Sekali pun Bu Liang mau marah sampai mutung (mogok), saya tetap bilang tidak boleh," tutur Ratna.

Selain melihat dari latar balakang pendidikan, kata Ratna, pengangkatan seorang kepala departemen harus melalui perekrutan internal. Para calon pelamar diwajibkan mengikuti psikotes serta uji kelayakan dan kepatutan, bukan berdasarkan pengangkatan secara pribadi dari direktur. "Saya tidak mengizinkan siapa pun memgangkat kepala departemen secara langsung, termasuk saya sendiri," ujar Ratna.

Ratna mengatakan bila pegawai yang berpengalaman itu ditunjuk sebagai penjaga, dia tidak keberatan. Sebab, seorang penjaga memang lebih banyak membutuhkan pengalaman lapangan.

Liang Kaspe mengaku tidak memiliki masalah dengan direktur utama. "Saya tidak merasa ada apa-apa dengan Bu Ratna. Saya tidak merasa punya musuh. Tapi tidak tahu kalau yang saya anggap teman itu menganggap saya musuhnya," kata Liang di ruangannya, Kamis, 20 Maret 2014.

Ia mengakui memang mengusulkan tukang sapu sebagai kepala rumah sakit hewan. Liang berpendapat yang terpenting dari seorang karyawan adalah pengalaman, bukan pendidikan formalnya. Menurut dia, para sarjana kebanyakan tidak berpengalaman mengurusi satwa sehingga akan dikalahkan oleh lulusan SMA atau SMP yang telah bertahun-tahun hidup dengan satwa.

"Saya berani bertaruh anak buah saya yang berpengalaman sepuluh tahun lebih akan lebih bisa mengurus satwa daripada yang sudah sarjana," ujar Liang.

Liang tetap saja dengan argumennya. "Berapa pun banyaknya sarjana, kalau punya pengalaman, ya, ndak masalah jadi pimpinan. Tapi kalau ndak punya pengalaman, apa mau kebun binatangnya ngguling. Yang terpenting kan pengalaman, mau dan bisa bekerja," kata Liang.

DEWI SUCI RAHAYU

Berita terkait

Posko Pengaduan THR Buruh Dibuka YLBHI Surabaya dan Serikat Buruh

47 hari lalu

Posko Pengaduan THR Buruh Dibuka YLBHI Surabaya dan Serikat Buruh

Pada Permenaker 6/2016, diatur bahwa THR wajib dibayarkan oleh perusahaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum hari raya keagamaan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Kebun Binatang Surabaya Buka Lagi

27 Juli 2020

Hari Ini Kebun Binatang Surabaya Buka Lagi

Pengunjung Kebun Binatang Surabaya yang memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius akan diminta menuju ruang pelayanan kesehatan

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Surabaya Buka awal Juli 2020, Cuma 3 Jam

26 Juni 2020

Kebun Binatang Surabaya Buka awal Juli 2020, Cuma 3 Jam

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini masih mematangkan prosedur protokol kesehatan di Kebun Binatang Surabaya.

Baca Selengkapnya

Risma Beri Nama Bayi Gajah Kebun Binatang Surabaya Dumbo

31 Juli 2019

Risma Beri Nama Bayi Gajah Kebun Binatang Surabaya Dumbo

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memberi nama Dumbo pada bayi gajah Sumatera yang lahir di Kebun Binatang Surabaya.

Baca Selengkapnya

Jenglot Itu Akhirnya Akan Dilarung ke Selat Madura

18 Oktober 2017

Jenglot Itu Akhirnya Akan Dilarung ke Selat Madura

Jenglot itu jadi tontonan di Kantor Kecamatan.

Baca Selengkapnya

Keluarkan Bau Anyir, Jenglot di Surabaya Disimpan Dalam Lemari

17 Oktober 2017

Keluarkan Bau Anyir, Jenglot di Surabaya Disimpan Dalam Lemari

Sejak disimpan di kantor kecamatan, belum ada warga yang melihat jenglot itu. Suprayitno juga tidak bisa memastikan keaslian sosok jenglot tersebut.

Baca Selengkapnya

Jenglot Temuan di Pantai Surabaya Disimpan di Kecamatan Bulak

17 Oktober 2017

Jenglot Temuan di Pantai Surabaya Disimpan di Kecamatan Bulak

Bentuk Jenglot yang ditemukan di Pantai Watu-watu, Surabaya, cukup menyeramkan.

Baca Selengkapnya

Popok Bayi Bikin Ikan Mandul, Ecoton Minta Pemkot Surabaya Peduli

13 Juli 2017

Popok Bayi Bikin Ikan Mandul, Ecoton Minta Pemkot Surabaya Peduli

Menurut Ecoton, limbah popok bayi dapat menyebabkan kemandulan pada ikan.

Baca Selengkapnya

724 Penari Remo Semarakkan Peringatan HUT Kota Surabaya

1 Juni 2017

724 Penari Remo Semarakkan Peringatan HUT Kota Surabaya

Jumlah penari itu sesuai dengan usia Kota Pahlawan yang memasuki 724 tahun.

Baca Selengkapnya

HUT Surabaya ke-724, Wali Kota Risma Puji DPRD dan Warga

31 Mei 2017

HUT Surabaya ke-724, Wali Kota Risma Puji DPRD dan Warga

Menurut Tri Rismaharini kemajuan dan prestasi di berbagai bidang yang berhasil diraih Pemerintah Kota Surabaya mustahil tanpa peran keduanya.

Baca Selengkapnya