TEMPO.CO, Kupang - Buyung Abdul Munaf Rusna, pegawai negeri sipil (PNS), kemungkinan termasuk pegawai negeri yang memiliki harta berlimpah di lingkungan pemerintahan Nusa Tenggara Timur. Harta kekayaannya mencapai Rp 30 miliar.
Terungkapnya jumlah harta sebanyak itu berawal dari penangkapan Buyung oleh Tim Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur, pada Jumat, 21 Maret 2014, dinihari tadi. Kepala Humas Kejaksaan Tinggi NTT Ridwan Angsar mengatakan Buyung diringkus di salah satu rumah warga yang melaporkan pegawai golongan III-B tersebut. (Baca: Diduga Korupsi, PNS Miliarder Ditahan Kejaksaan)
Ridwan menjelaskan, Buyung adalah kepala unit pengadaan barang dan jasa serta pejabat pembuat komitmen (PPK) pada Politeknik Negeri Kupang. Buyung ditangkap karena diduga terlibat kasus korupsi dan pencucian uang. Soalnya, seluruh proyek di Politeknik Negeri Kupang dikerjakan oleh dia. ”Modusnya, sebagai PPK dan juga kontraktor, dia meminjam sejumlah perusahaan untuk mengerjakan proyek di sekolah itu,” ujar Ridwan.
Sejak menjadi PNS pada 2007, Ridwan menjelaskan, tersangka diduga telah melakukan modus tersebut sejak 2010. Menurut dia, para korban yang mengaku dipinjam perusahaannya oleh pelaku melaporkan, dengan modus seperti itu tersangka bisa memiliki 12 unit kendaraan dan belasan rumah mewah. ”Total kekayaan pelaku diperkirakan bisa mencapai Rp 30 miliar lebih.”
Selain menangkap pelaku, Tim Kejaksaan yang dibantu Kepolisian juga mengamankan satu unit mobil, dua unit motor dan uang senilai Rp 300 juta dari tangan tersangka. Sejumlah barang bukti tersebut diamankan di salah satu rumah warga di Kelurahan Maulafa, Kota Kupang. "Kami akan langsung menahan tersangka,” katanya. Tim Kejaksaan juga akan mengiventarisasi kekayaan tersangka.
YOHANES SEO
Berita Terpopuler:
MH370 'Sembunyi' di Balik Pesawat Lain?
Bukti-bukti Brigadir Susanto Habisi AKBP Pamudji
Radar Jindalee Temukan Dua Puing Diduga MH370
Australia Temukan Obyek Diduga MH370
Berita terkait
Ketua Bamus Betawi Minta Anak Muda Betawi Teladani Haji Lulung
16 Desember 2022
Ketua Bamus Betawi Riano P Ahmad menilai almarhum Haji Lulung sosok yang pemberani
Baca Selengkapnya2.265 Sekolah di NTT Siap Terapkan Kurikulum Merdeka
11 Juli 2022
Ribuansekolah di provinsi itu mendaftar secara mandiri sebagai sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka.
Baca SelengkapnyaNikmati Eksotisme Labuan Bajo dari Jakarta
15 Oktober 2021
Pengunjung bisa merasakan nikmatnya kopi asal Flores yang perkebunannya dekat dengan Labuan Bajo di booth coffee corner.
Baca SelengkapnyaPengembangan Kawasan Labuan Bajo Hampir 50 Persen
28 September 2021
Dalam menata KSPN Super Prioritas Labuan Bajo, Pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun.
Baca SelengkapnyaStrategi Wisata di Negeri Seribu Bukit
1 September 2021
Strategi pengembangan pariwisata Nusa Tenggara Timur berbasis pada inklusviitas, sumber daya lokal, dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDiselamatkan, Penyu Belimbing Raksasa Terjerat Jaring Nelayan di Kupang
29 Juli 2020
Penyu belimbing yang terjerat itu berukuran raksasa. Masyarakat setempat dipuji.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi NTT Berkukuh Tutup Taman Nasional Komodo
25 September 2019
Pemerintah Provinsi NTT akan berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata mengenai keputusan Gubernur NTT tetap menutup Taman Nasional Komodo.
Baca SelengkapnyaPenampilan Baru ASN NTT Tiap Selasa dan Jumat, Kenalkan Tenun
10 April 2019
Ada tata cara berpakaian sarung tenun ikat motif NTT bagi ASN di Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaDari Pisang, Margareta Ingin Berdayakan Masyarakat Kota Maumere
16 September 2018
Ia berpikir beratus-ratus tandan pisang itu dibeli dari petani langsung dengan harga sangat murah.
Baca SelengkapnyaMengintip Kesamaan Budaya Masyarakat Adat Suku Boti dengan Baduy
20 Juli 2018
Masyarakat adat Boti adalah suku paling menolak modernisasi di Nusa Tenggara Timur. Lokasinya sangat terpencil, dan belum dialiri listrik.
Baca Selengkapnya