Fahrul, korban selamat pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri menunjukan toren air tempat adiknya terbunuh di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (13/3). TEMPO/Erick P Hardi
Arist datang didampingi staf Komnas, Naumi, menemui Rizaldi, 15 tahun dan Fahrul, 10 tahun, dua anak tersisa tersangka ibu pembunuh anak, Dedeh Uum Fatimah. Mereka juga sempat mendatangi makam korban pembunuhan, Aisyah Funny (2).
"Tadi kami temui kedua anak. Mereka mengalami trauma berat akibat pembunuhan Aisyah oleh ibu mereka,"ujar Arist di markas Polres Kota Cimahi, Kamis 13 Maret 2014. "Tadi kami ajak ke makam adiknya (Aisyah), mereka tidak mau. Mereka gemetar. Itu pertanda mereka trauma berat,"kata Arist lagi.
Untuk itu, Arist meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk menolong Fahrul dan Rizaldi. "Kami akan bekerja sama dengan Pemda (Bandung Barat) untuk memberikan terapi psikososial terhadap kedua anak yang trauma,"ujar dia.
Selain itu, Komnas juga akan meminta bantuan Polres Cimahi untuk mempertemukan Rizaldi dan Fahrul dengan ibu mereka, Dedeh, yang kini ditahan di Polres Cimahi.
"Kedua anak itu ingin dipertemukan dengan ibunya. Makanya saya datang ke Polres Cimahi untuk koordinasi. Mungkin trauma anak bisa dikurangi setelah ketemu ibunya,"kata Arist.
Di markas Cimahi, Arist dan Naumi diterima Kepala Satreskrim Ajun Komisaris Suparma. Demi koordinasi, ketiganya lalu menemui Kepala Polres Cimahi Ajun Komisaris Besar Erwin Kurniawan di ruang tamu Polres.